Jakarta—Chairman Infobank Institute, Eko B. Supriyanto mengungkapkan upaya pemerintah dalam mendorong perbankan menuju era suku bunga single digit masih cukup berat, meskipun arahnya sudah benar.
Pasalnya rata-rata biaya dana atau cost of fund perbankan saat ini masih sangat besar. Kini tinggal bagaimana para perbankan menyiasati tren penurunan suku bunga agar tidak mengganggu bisnisnya.
“Ada beberapa hal yang musti dilakukan, mulai dari penurunan biaya dana, peningkatan modal, dan menurunkan biaya operasional,” kata Eko diacara diskusi antara Infobank Institute dengan Jamkrindo di Jakarta, Senin, 21 Maret 2016.
Apalagi lanjut Eko, jika membandingkan rata-rata cost of fund perbankan Indonesia dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, Indonesia masih kalah telak.
Jika rata-rata cost of fund Indonesia berada di kisaran 4,8%-5,4%, di Malaysia rata-ratanya hanya 0,8-1,2%. Demikian juga negara lainnya yang tidak beda jauh dengan Malaysia.
“Jadi penurunan suku bunga single digit kemungkinan tidak terjadi dalam jangka pendek,” tambahnya.
Melihat hal demikian, kini yang harus jadi konsen pemerintah yakni justru bagaimana membuat laju inflasi terkoontrol dan nilai tukar Rupiah terus menguat.
Karena jika menekan perbankan untuk memangkas NIM akan sangat sulit dilakukan. Terlebih cost of fund masih sangat besar. (*) Dwitya Putra