Jakarta – Pasca mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dua permasalahan utama dalam pemulihan ekonomi dunia. Menurutnya, permasalahan pertama adalah ketidakmerataan distribusi vaksin Covid-19.
“Ada negara-negara yang sampai hari ini jumlah vaksinasi dari penduduknya kurang dari 3%, di negara-negara Afrika. Rata-rata vaksinasi negara miskin baru mencapai 6% dari jumlah penduduk,” jelas Sri Mulyani pada keterangan virtualnya beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, negara-negara maju sudah memvaksinasi 70% penduduknya. Ada pula negara yang vaksinasinya hampir mencapai 100% dan akan memberikan suntikan ketiga bagi warganya. Hal ini mencerminkan ketidakmerataan vaksinasi yang berpotensi mengganggu perekonomian global.
Kemudian, permasalahan selanjutnya adalah melonjaknya permintaan energi di tengah terdistrupsinya pasokan global. Sri Mulyani mengungkapkan fenomena ini terjadi di negara-negara yang pemulihannya cepat dimana sisi permintaan melonjak pulih, sementara sisi penawaran tidak bisa mengikuti.
“Apakah itu terjadi di pelabuhan, sehingga barang barang tidak bisa diangkut, karena supirnya tidak ada. Atau supply distruption berdasarkan bahan baku yang tidak bisa dideliver sehingga barangnya tidak bisa dibuat di manufaktur,” ujarnya.
Menkeu menyebutkan dua faktor tersebut merupakan ancaman-ancaman dari pemulihan ekonomi global. Indonesia perlu terus waspada terhadap rembesan permasalahan global tersebut, sehingga dampaknya bisa terus diminimalisir. (*)
Editor: Rezkiana Np