Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadi salah satu kementerian yang terkena refocusing (pemangkasan/pengalihan) anggaran untuk penanganan covid-19. Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemangkasan anggaran justru bertujuan untuk mendukung sektor Parekraf yang saat ini sedang tertekan.
Sri Mulyani menjabarkan, merebaknya varian virus Delta menyebabkan pemerintah harus bergerak cepat mengalihkan anggaran untuk menambah penanganan Covid-19. Kebutuhan program PEN yang fokus pada kesehatan melonjak dan memaksa pemerintah untuk mengalihkan anggaran-anggaran di sektor tertentu.
“Ini (refocusing) untuk apa? Sebetulnya untuk mendukung sektor pariwisata, karena tidak mungkin masyarakat akan berwisata dan meningkatkan demand industri kreatif apabila terancam dari Covid-19. Memang, terpaksa mengurangkan anggaran-anggaran di kementerian/lembaga,” jelas Menkeu pada paparan virtualnya, Senin, 27 September 2021.
Kemenparekraf menjadi salah satu kementerian yang terkena 4 kali refocusing anggaran. Pada tahap pertama, terjadi pemotongan anggaran sebesar 6,97%. Lalu, refocusing kedua terjadi pemotongan sebesar 0,48%. Begitu pula dengan tahap ketiga dan keempat yang masing-masing mengalami pemotongan anggaran sebesar 20,59% dan 20,16%.
Meskipun melakukan refocusing, hal ini bukan berarti Kemenkeu menarik insentif dan bantuan bagi sektor Parekraf. Sri Mulyani menuturkan, salah satu bantuan pemerintah adalah anggaran sebesar Rp7,67 triliun di 2021 yang sudah dialokasikan untuk klaster program pariwisata prioritas. Contoh lain adalah stimulus program Bangga Buatan Indonesia sebesar Rp200 miliar, stimulus perfilman Rp266 miliar, dan fasilitas penunjang penanganan Covid-19 sebesar Rp298,6 miliar. (*)