Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara terkait sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed yang bersiap untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter atau tapering off.
Perry menilai, sikap The Fed dalam hasil rapatnya hanya untuk antisipasi dalam menghadapi pemulihan ekonomi global. Dirinya bahkan menyebut, pengetatan kebijakan The Fed baru akan dimulai pada tahun 2022 mendatang.
“Paling cepat baru akan terjadi pada awal tahun depan. Sehingga Insyaallah tahun depan awal tahun depan kalau melihat ada tanda-tanda kenaikan inflasi, nanti kami akan jelaskan,” kata Perry dalam video conference hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta Kamis, 17 Juni 2021.
Perry menambahkan, bilamana hal tersebut terjadi pihaknya akan mulai mengurangi injeksi likuiditas serta mengambil langkah-langkah antisipatif mengenai pergerakan suku bunga acuan BI.
Dirinya juga menilai, pembahasan tapering off The Fed masih terlalu dini. Perry menyebut The Fed masih akan akomodatif menghadapi pandemi covid-19 yang belum berakhir. Selain itu, menurutnya dampak kenaikan US treasury belum terlalu signifikan pada hari ini.
“Kalau kita cermati dari statement FOMC, menunjukkan bahwa The Fed tetap akomodatif dalam kebijakannya. Dan berpandangan masih terlalu dini untuk pengurangan stimulus moneter yang dilakukan,” ujar Perry.
Adapun saat ini, The Fed mengaku masih melanjutkan pembelian surat-surat berharga sambil melihat perkembangan yang substansial mengenai tingkat inflasi dan tingkat pengangguran di AS. (*)
Editor: Rezkiana Np