Jakarta–PT Asuransi Jiwa BCA atau BCA Life membukukan premi sebesar Rp110,87 miliar pada periode 2015. Ini artinya terjadi kenaikan 1133,59% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp8,98 miliar. Peningkatan premi ini didapat dari 6 produk yang mulai dipasarkan sepanjang tahun 2015.
Presiden Direktur & CEO BCA Life, Christine Setyabudhi menyatakan peningkatan yang cukup menggembirakan ini utamanya berasal dari fungsi-fungsi perusahaan yang mulai berjalan secara efektif dan efisien di tahun 2015 lalu.
“Sepanjang tahun 2014-2015 BCA Life melakukan positioning for growth dengan menyiapkan dasar yang kuat bagi perusahaan dengan membangun core team, mengembangkan infrastruktur dan platform IT untuk nasabah, juga membangun produk dan channel distribusi. Pada tahun ini juga, BCA Life mendapatkan tambahan setoran modal dari pemegang saham untuk membangun perusahaan,” ungkap Christine di Jakarta, belum lama ini.
BCA Life yang mendapatkan ijin operasi pada 14 Juli 2014 lalu, sepanjang tahun 2015 telah memiliki 3 channel distribusi, yaitu bundling product, kumpulan, dan telemarketing. “Sejak awal kami sudah menetapkan strategi untuk masuk dalam industri asuransi di Indonesia melalui berbagai macam channel distribusi” ujar Christine.
“Fokus kami sebagai perusahaan asuransi jiwa yang memiliki multichannel distribution, kami menggarap nasabah BCA Grup dan mitra bisnisnya. Sepanjang tahun 2015 telah kami membangun 3 channel distribusi yaitu bundling product, kumpulan, dan telemarketing. Dan di 2016, akan ditambah dengan face to face channel,” tambah Christine.
Dalam menjalin kemitraan untuk distribusi produknya, BCA Life juga berhasil membangun kemitraan dengan beberapa partner yaitu BCA, BCA Finance dan Central Sentosa Finance dan NET TV. Selain perolehan premi yang meningkat signifikan, BCA Life juga mencatat pertumbuhan aset dari Rp152,1 miliar menjadi Rp 281,2 miliar. Sementara jumlah nasabah tumbuh 1385,5% dari 5754 menjadi 85.478. Sepanjang 2015, Perseroan juga memenuhi kewajibannya pada nasabah dengan membayar klaim senilai Rp18,64 miliar. Sementara Risk Based Capital tercatat 1642%. (*) Ria Martati.