Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2021 menunjukkan inflasi sebesar 0,13% secara (month-to-month/mtm).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto menjelaskan, Dari 90 kota IHK, tercatat 72 kota diantaranya mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi. Dimana untuk inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu sebesar 1,31% dan terendah terjadi di Yogyakarta sebesar 0,01%.
“Sementara deflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar -1,26% dan terendah terjadi di Tanjungpandan sebesar -0,02%,” kata Setianto melalui video conference di Jakarta, Senin 3 Mei 2021.
Setianto menyatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perlengkapan dan peralatan rutin rumah tangga sebesar 0,02% serta kelompok makanan,minuman dan tembakau sebesar 0,05%.
“Kalau kita lihat komoditas yang menyumbang inflasi sebesar 0,13% ialah pada komoditas daging ayam ras dengan andil sebesar 0,06%. Kemudian beberapa komoditas lain seperti minyak goreng, jeruk bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, anggur, rokok kretek filter dan ikan segar serta ayam hidup itu mempunyai andil sebesar 0,01%,” jelasnya.
Selain komoditas komoditas yang menyumbang inflasi pada bulan April 2021, komoditas lain yang menyumbang deflasi di bulan April 2021 adalah cabe rawit dengan andil -0,05% cabe merah dan bawang merah masing masing dengan andil -0,02% serta beras, bayam, dan kangkung sebesar -0,01%.
Dengan begitu, BPS mencatat, tingkat inflasi tahun kalender Desemver 2020 hingga April 2021 telah mencapai sebesar 0,58% sementara itu tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2021 terhadap April 2020) sebesar 1,42%. (*)
Editor: Rezkiana Np










