Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis pada postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan mengalami penyusutan defisit fiskal setelah di 2020 melonjak drastis akibat Pandemi Covid-19.
Dirinya menjelaskan, pada tahun 2022 defisit fiskal APBN diperkirakan akan berada di kisaran 4,51% hingga 4,85% dari PDB atau sekitar Rp808,2 triliun hingga Rp879,9 triliun. Angka defisit ini lebih kecil dari target defisit pada 2021 yang sebesar 5,7% dari PDB atau sebesar Rp1.006,3 triliun.
Meski demikian, dirinya menyebut fokus utama dari Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2022 dalam APBN tetap pada pemulihan ekonomi dan reformasi struktural.
“Tema dari KEM-PPKF kita pada 2022 sama seperti RKP (rencana kerja pemerintah) adalah pemulihan ekonomi dan reformasi struktural,” kata Sri Mulyani secara virtual, Kamis, 29 April 2021.
Sementara itu, defisit keseimbangan primer ditargetkannya menyusut menjadi sekitar 2,31% hingga 2,65% atau sebesar Rp414,1 triliun hingga Rp480,5 triliun. Sedangkan, pada 2021 lalu ditargetkan defisit sebesar 3,59% atau sekitar Rp633,12 triliun.
Sebagai informasi saja, Kementerian Keuangan mencatat, realisasi defisit fiskal dalam APBN 2020 telah mencapai 6,1% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional Fitch juga memperkirakan defisit fiskal Indonesia akan sedikit menurun menjadi 5,6% pada 2021 dari 6,1% pada 2020. Hal tersebut juga masih sejalan dengan target yang ditetapkan pemerintah. (*)
Editor: Rezkiana Np