Jakarta – ISACA Indonesia baru saja memilih kepengurusan baru untuk periode 2021-2023. President ISACA Indonesia yang baru, Syahraki Syahrir, MM, CISA, CISM mengatakan pihaknya ingin meningkatkan kontribusi ISACA dalam perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
Dengan kepengurusan baru, ISACA Indonesia ingin untuk dapat memperkuat penerapan tata Kelola TI dan keamanan siber di Indonesia karena ini akan menjadi kunci keberhasilan ekonomi Digital dalam menyongsong Indonesia 2045.
“Ekonomi Digital yang berkembang pesat saat ini di Indonesia, tanpa didukung dengan Tata Kelola yang baik dan Keamanan Siber yang handal, dapat merugikan masyarakat dan juga pelaku usaha. Di sini lah pentingnya peranan Asosiasi Profesi untuk selalu memberikan awareness dan edukasi kepada para pelaku industri dan pemerintah”, ujar Syahraki pada rapat tahunan anggota ISACA pada tanggal 17 Maret 2021.
Rapat tahunan kali ini dipimpin oleh Isnaeni Achdiat, anggota senior ISACA Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden ISACA pada tahun 2014-2019. Rapat dihadiri oleh lebih dari 200 anggota aktif secara daring sehingga tetap dapat berjalan lancar di tengah masa pandemi.
ISACA merupakan organisasi internasional profesi IT Governance, Risk Management, Assurance, and Cyber Security, yang berdiri sejak tahun 1967 dan mengelola lebih dari 140,000 anggota, di lebih dari 80 negara di dunia. Sedangkan di Indonesia, ISACA terbentuk sejak tahun 1993, dan mengelola lebih dari 800 member dari seluruh daerah di Indonesia.
Hingga kini, ISACA Indonesia telah banyak bekerja sama dan memberikan dukungan pada berbagai kegiatan di kementrian dan institusi pemerintahan seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Siber dan Sandi Negara, serta berbagai institusi dan perusahaan besar lainnya di Indonesia dalam meningkatkan penerapan governance yang baik dalam pengelolaan teknologi informasi.
Syahraki sendiri tercatat memiliki latar belakang bidang konsultan manajemen dan auditor sistem informasi di Veda Praxis dan bersama Prof Dr. Ilya Avianti menulis buku dan menjadi pembicara di berbagai seminar mengenai Digital Governance. Diharapkan dengan latar belakang beliau, dapat memimpin kepengurusan ISACA Indonesia dan memberikan support kepada seluruh member agar dapat meningkatkan kemampuannya untuk berkontribusi lebih baik lagi.
Untuk meningkatkan kemampuan para member, maka akan dilakukan berbagai kegiatan peningkatan kemampuan dengan melibatkan berbagai ahli yang merupakan member ISACA dari negara-negara lain.
“Selain itu, kami juga berencana mendorong sektor Pendidikan untuk dapat menghasilkan lulusan -lulusan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mumpuni dalam bidang Tata Kelola dan Keamanan Siber”katanya.
ISACA sebagai asosiasi profesi yang telah beroperasi lebih dari 50 tahun, telah menerbitkan framework yang dapat menjadi acuan bagi berbagai organisasi dalam menerapkan governance yang baik pada era digital ini. COBIT 2019 yang telah berevolusi sejak COBIT pertama kali diterbitkan pada tahun 1996.
Selain itu ISACA mengelola berbagai sertifikasi internasional seperti CISA, CISM, CGEIT, CRISC, CDPSE, dan CSX, menjadi acuan bagi berbagai organisasi dalam membangun kompetensi para professional.
Dengan begitu berikut daftar lengkap dari pemimpin ISACA Indonesia periode 2021-2023 hasil Rapat Anggota Tahunan ISACA Indonesia 17 Maret 2021 adalah sebagai berikut:
• President: Syahraki Syahrir, Chief Advisory dan Partner di Veda Praxis
• Vice President: Harun Al Rasyid, Partner di Inditech
• Secretary: Richi Aktorian, Freelance Information Security Expert
• Trasurer: Tjong Hendro, IT Security Manager pada Bank HSBC Indonesia
• Membership Director: Ibnu Fajar Sudibyo, Head of Technology Security Assurance di PT Bank Maybank Tbk
• Program Director: Nizar Fuadi, GM Network Security & Facility Operation di PT Telkomsel
• Certification Officer: Anjar Priandoyo, Manager di PWC Indonesia
• Audit Officer: Carolina Handjaja, Head of Security First and Compliance Management di PT Smartfren Telecom Tbk
• Marketing & Communication Director: Mochammad Irfan Maulana, Group Head Audit Strategi TI di PT Bank Negara Indonesia Tbk
• Research and Education Director: Hamzah Ritchi, Direktur Pusat Studi Inovasi Digital di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran
• Governance and Regulatory Advocacy Director: David Wungkana, Auditor di Kementrian Keuangan
• Cybersecurity Nexus Director: Obrina Candra Briliyant, Pengajar di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).