BI: Kredit Perbankan Masih Minus 2,1% di Januari 2021

BI: Kredit Perbankan Masih Minus 2,1% di Januari 2021

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbakan pada Januari 2021 sebesar Rp5.399,1 triliun, atau masih terkontraksi -2,1% (yoy). Namun pertumbuhan tersebut tidak sedalam kontraksi bulan sebelumnya di level -2,7%, (yoy).

BI menilai, perbaikan kinerja kredit perbankan disebabkan oleh perbaikan kredit kepada debitur korporasi dan perorangan. Kredit kepada korporasi tercatat mengalami perbaikan, dari -5,1% (yoy) pada Desember 2020 menjadi -4,1% (yoy) pada Januari 2021. Sementara itu, penyaluran kredit pada debitur perorangan meningkat dari 0,5% (yoy) menjadi 0,6% (yoy) pada bulan laporan.

Berdasarkan jenis penggunaan, perkembangan penyaluran kredit dipengaruhi oleh perbaikan penyaluran kredit investasi (KI), dan kredit modal kerja (KMK), sementara kredit konsumsi (KK) masih terkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya. Kredit investasi (KI) terkontraksi -0,9% (yoy) pada Januari 2021, membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar -1,0% (yoy). Perbaikan kredit investasi terutama pada sektor Pertanian, Peternakan,Kehutanan, dan Perikanan serta sektor Industri Pengolahan.

Sedangkan untuk KI sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan terkontraksi -1,2% (yoy) pada Januari 2021, tidak sedalam kontraksi bulan sebelumnya sebesar -1,9% (yoy), terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

Sementara itu, Kl sektor Industri Pengolahan pada Januari 2021 tumbuh sebesar 5,0% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (4,2%, yoy), khususnya pada Industri Pakaian Jadi di Jawa perbaikan Tengah. KMK juga mengalami pertumbuhan, dari -4,9% (yoy) pada Desember 2020 menjadi -3,5% (yoy) pada Januari 2021, terutama di sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).

Sedangkan untuk KMK sektor Industri Pengolahan pada Januari 2021 tumbuh negatif sebesar -6,9% (yoy), membaik dibanding bulan sebelumnya (8,4%, yoy). Perbaikan tersebut terutama terjadi pada Industri Pesawat Terbang dan Perlengkapannya di Jawa Barat dan Banten.

Selanjutnya pada KMK sektor PHR relatif membaik yaitu tumbuh negatif sebesar -3,4% (yoy), tidak sedalam pertumbuhan bulan Desember 2020 sebesar -4,3% (yoy), terutama bersumber dari perbaikan realisasi kredit KMK subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, dan tembakau di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Di sisi lain, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) pada Januari 2021 terkontraksi lebih dalam, dari -0,7% (yoy) pada bulan Desember 2020 menjadi -1,0% (yoy) di Januari 2021, disebabkan oleh menurunnya kredit KKB dan multiguna.

Sejalan dengan trend perbaikan kredit, penyaluran kredit sektor Properti pada Januari 2021 juga tercatat merningkat, dari 3,6% (yoy) pada Desember 2020 menjadi 4,5% (yoy), baik pada kredit KPR/KPA kredit konstruksi, maupun kredit real estate. Pertumbuhan kredit KPR/KPA meningkat dari 3,4% (yoy) pada Desember 2020 menjadi 3,6% (yoy) pada bulan laporan terutama didorong oleh peningkatan kredit KPR tipe 22 s.d 70 di Banten dan Jawa Barat.

Sedangkan pada Kredit real estate tercatat meningkat, dari 2,1% (yoy) pada Desember 2020 menjadi 3,2% (yoy) terutama pada gedung perbelanjaan (mal dan plaza) di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sementara itu, kredit konstruksi meningkat dari 4,5% (yoy) menjadi 6,5% (yoy) pada Januari 2021, terutama pada kredit untuk konstruksi gedung industri di DKI Jakarta.

Di tengah perbaikan kinerja kredit, penyaluran kredit kepada UMKM pada Januari 2021 menunjukkan penurunan yang lebih dalam, dari -2,2% (yoy) menjadi -2,4% (yoy) terutama pada skala usaha mikro. Di sisi lain, kredit usaha kecil dan menengah menunjukkan peningkatan, masing- masing sebesar 4,3% (yoy) dan 3,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,5% (yoy) dan 1,6% (yoy). Berdasarkan jeis penggunaan, penurunan kredit UMKM terjadi baik pada jenis penggunaan investasi maupun modal kerja. (*)

Editor: Rezkiana Np

Related Posts

News Update

Top News