Tren Jual Beli Properti di Masa Depan

Tren Jual Beli Properti di Masa Depan

MEMASUKI era digitalisasi, tren jual beli properti dalam beberapa tahun terakhir sudah mulai bergeser ke online. Pasalnya, pembeli properti lebih senang mencari informasi secara online ketimbang offline sebagai langkah awal dalam mencari rumah baru. Internet kerap kali menjadi cara pertama yang dilakukan orang disaat mencari rumah baru. Apalagi, pasar properti sudah memberikan banyak kemudahan bagi para pembeli rumah dan untuk mencari properti yang diinginkan.

Mungkin ke depan, kita akan melewati masa-masa dimana kita tidak lagi harus menyusuri iklan baris dan berkeliling untuk menemukan rumah yang cocok. Apalagi di masa pandemi saat ini, konsumen lebih senang mencari rumah huniannya dari rumah secara online. Kebiasaan ini diprediksi akan terus berlanjut meski pandemi covid-19 sudah mereda. Bahkan, belakangan portal online properti juga bertebaran dan menjadi sangat popular bagi pencari properti.

Banyak portal-portal properti hadir memberikan rekomendasi properti berdasarkan informasi yang diberikan seperti luas, harga, jumlah kamar, dan lainnya. Namun, kerap kali portal-portal ini memberikan informasi yang tidak sesuai dengan apa yang diperlukan calon pembeli. Maka dari itu, kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan diharapkan bisa membantu memberikan hasil pencarian yang lebih baik, dan bisa menolong konsumen mencari rumah dengan lebih akurat dan sesuai dengan kriteria properti yang diinginkan konsumen.

Salah satu portal atau aplikasi pencari properti terbesar di Amerika Serikat yakni Zillow.com bisa menjadi contoh bagi portal-portal properti di Indonesia yang tengah berkembang. Zillow merupakan portal properti super masif yang berisikan database properti seluruh AS yang diperjualbelikan dan disewakan. Jadi, properti di kota dan negara bagian manapun pasti bisa dijumpai di portal ini. Portal Zillow memberikan informasi kepada calon pembeli rumah lebih spesifik dan sangat detil. Bahkan history dari unit properti yang kita inginkan bisa terlihat jelas.

Menangkap peluang ini, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang fokus dalam pembiayaan perumahan mengaku akan melakukan kerja sama dengan perusahaan asing untuk membentuk suatu portal atau aplikasi properti seperti Zillow.com. Kemungkinan besar, portal properti yang akan digarapnya ini akan menjadi sebuah Fintech (Financial Technology) properti, lembaga jasa keuangan yang nantinya akan membantu masyarakat untuk memiliki hunian dengan skema pembiayaan dimilikinya.

“Ini khususnya terkait Fintech bidang perumahan. Digitalisasi untuk mortgage untuk jual beli rumah. Mengenai data, data jual beli rumah, data lokasi rumah sertifikasi dan sgala macam. Bukan hanya seller-buyer nya saja tapi history price dari daerah tersebut juga kelihatan,” ujar Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analityc, Setyo Wibowo ketika dikonfirmasi di Jakarta.

Portal Zillow menyebutkan, dalam rangka merampingkan proses pencarian konsumen, pihaknya sudah menyediakan layanan KPR-nya sendiri, yang disebut dengan Zillow Home Loans. Dalam hal ini, bisa saja portal atau aplikasi pencari properti yang dimiliki bank BTN nantinya memiliki sistem yang sama seperti ini. Pergeseran ini menandakan tren pasar properti yang mendekatkan proses transaksi properti dalam membuat pengalaman konsumen yang lebih baik. Tentunya hal ini untuk menjawab tantangan bagi konsumen dalam membeli rumah baru, yaitu memperoleh KPR sesuai dengan yang diinginkan.

Niat Bank BTN melakukan kerja sama dengan perusahaan asing untuk membentuk suatu portal atau aplikasi properti seperti Zillow.com, ditargetkan akan selesai tahun ini. Namun demikian, kata Setyo Wibowo, sejauh ini perseroan tengah berupaya agar sistem yang akan dibentuk dalam portal/aplikasi tersebut bisa beroperasi sesuai dengan yang ditargetkan. Maka dari itu, lanjut dia, dibutuhkan effort atau kerja keras perusahaan agar portal/aplikasi yang dibentuk dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

“Prosesnya (kerja sama) masih due diligence. Target akan kita develope tahun ini akhir tahun mudah-mudahan di 2022 itu bisa operation. Ini bagian jangka menengah dan panjang. Tapi inisiatifnya tahun ini tapi untuk effability data perlu effort. Jadi nanti bisa dimulainya 2022,” ucap pria yang akrab disapa Bowo.

Sementara itu, Plt Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengaku, niatnya untuk membentuk suatu portal atau aplikasi properti seperti Zillow.com, tak lain karena ingin memiliki satu mortgage ecosystem yang baik. Dengan adanya sistem seperti ini, akan memudahkan masyarakat dalam mencari rumah impiannya. Menurutnya, Bank BTN akan terus melakukan Inovasi-inovasi digital agar masyarakat bisa lebih mudah dalam memiliki hunian. Apalagi, sejauh ini Bank BTN sudah banyak meluncurkan program-program untuk mendorong kemudahan masyarakat dalam memiliki rumah.

“Di AS itu ada aplikasi namanya Zillow, itu kita juga sedang bangun dengan partner. Kita ingin ada mortgage ecosystem di mana developer akan pasang rumah rumahnya langsung nyambung ke kebutuhan pembiayaannya, nyambung ke kontraktor, aplikasi itu juga nyambung ke perizinan perumahan atau pertanahan atau ke notaris, jadi antara developers, bank dan industri pendukung kita inginnya masuk dalam satu platform namanya digital mortgage ecosystem. Mudah mudahan bisa seperti itu,” tambahnya.

Proses pengajuan kredit semakin singkat

Bank BTN dalam hal ini, terus berupaya untuk mempercepat proses pengajuan kredit kepemilikan rumah. Perseroan mengaku, sudah melakukan perubahan bisnis terutama dalam mempercepat proses pengajuan KPR. Dengan demikian, para konsumen akan mendapatkan approval yang lebih cepat dari pihak Bank BTN. Di mana sebelumnya pengajuan KPR dengan skema 1:5:1 yakni satu hari pengajuan, lima hari bisnis proses, satu hari pencairan. Nah, saat ini menjadi 1:3:1 yakni satu hari pengajuan, tiga hari bisnis proses, satu hari pencairan.

“Yang paling menarik di 2019 kami melakukan perubahan bisnis proses yang selama ini keputusannya di cabang kita tarik ke region supaya kualitasnya lebih baik. Kami ingin mempercepat bisnis proses 1:5:1 satu hari pengajuan, lima hari bisnis proses, satu hari pencairan. Kami ingin itu 1:3:1 atau 1:2:1 sehingga nunggu dua tiga hari udah kelar KPRnya atau bahkan satu hari selesai,” kata Nixon.

Di sisi lain, untuk menjadikan bank BTN semakin digital dalam layanannya, perusahaan berharap, BTN dapat menjadi bank pilihan para talent muda di Indonesia. Pihaknya akan mendorong perubahan budaya dengan mengarah ke digital. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, semua dilakukan serba digital. Layanan yang akan diberikan Bank BTN pun akan jauh lebih ke milenial dengan sasaran anak muda yang lebih senang dengan layanan digitalisasi.

Penyaluran KPR subsidi masih menjadi andalan Bank BTN untuk program Sejuta Rumah. Bank BTN akan terus berkontribusi membantu pemerintah dalam program tersebut. Dalam 5 tahun mendatang, Bank BTN berkomitmen untuk dapat memberikan pembiayaan kredit KPR kepada 1,5 juta penduduk Indonesia. Untuk dapat mencapai target tersebut, Bank BTN akan menaikkan target pembiayaan untuk perumahan subsidi sekitar 300 ribu unit rumah di tiap tahunnya. Target ini naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang berkisar 100 ribu unit rumah.

Berbagai upaya akan terus dilakukan Bank BTN untuk mensukseskan program tersebut. Beberapa skema yang kerap digunakan diantaranya adalah skema FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), Subsidi Selisih Bunga (SSB), BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan).

Adapun capaian Program Sejuta Rumah yang dimulai sejak tahun 2015 itu terus menunjukkan peningkatan di tiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2015, Bank BTN telah memberikan dukungan pembiayaan perumahan sebanyak 474.099 unit. Kemudian di tahun 2016 menjadi 595.540 unit, di tahun 2017 menjadi 666.806 unit, di tahun 2018 menjadi 755.093 unit hingga di tahun 2019 menjadi 735.749 unit.

“Yang kita kejar adalah 1,5 juta dalam 5 tahun ke depan akses mbr untuk bisa memiliki rumah ke btn, jadi 1,5 juta rumah yang mau kita deliver ke masyarakat untuk bisa memiliki rumah. Dengan angka 1,5 juta rumah kita kalikan harga yang naik tiap tahun, maka kita bisa prediksi akan menjadi bank dengan pertumbuhan tertinggi di antara DBS, Maybank, kita optimis itu bisa kita kejar as long as 300 ribu per tahun bisa kita make sure,” ungkap Nixon.

Pemerintah sejauh ini sudah sangat serius untuk mendorong ketersediaan perumahan bagi masyarakat. Salah satunya melalui program Satu Juta Rumah. Langkah pemerintah ini juga untuk mengurangi backlog atau jumlah kebutuhan perumahan. Menurut Nixon, angka backlog di Indonesia terbagi atas dua perhitungan. Pertama, angka backlog berdasarkan kepemilikan rumah yang mencapai 11 juta. Kemudian, angka backlog berdasarkan keterhunian yang mencapai 7,5 juta rumah tangga. BTN juga memproyeksikan angka backlog perumahan bisa turun menjadi 4 juta – 4,5 juta pada akhir 2030.

“Dari sisi pemerintah di 2015 ada upaya yang sangat serius sebenarnya, dan di periode dua ada betapa seriusnya pemerintah masuk dalam RPJMN pemerintah. Di periode pertama ada program sejuta rumah yang sudah dilaksanakan sudah 1,250 ribu unit rumah dan di 2019 itu kalau rata-rata dibagi per tahun 250 ribu bahkan ada yang pernah sampai 300 ribu unit rumah yang terbangun terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah, karena mereka yang paling banyak butuh akses untuk memiliki rumah,” tukas Nixon.

Program Sejuta Rumah merupakan program yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2015. Program ini dilaksanakan dalam rangka mendorong percepatan dan peningkatan kolaborasi antar stakeholders perumahan untuk menyediakan rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggandeng perbankan termasuk Bank BTN. Hingga kini, Bank BTN mendapat andil besar untuk mendukung berjalannya program tersebut. (*)

Related Posts

News Update

Top News