Jakarta– IFC, anggota dari Grup World Bank, bersama dengan Australia ANZ Banking Group Ltd (ANZ), hari ini mengumumkan pemberian fasilitas pembiayaan sindikasi kepada PT. Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebesar US$150 juta. Jumlah tersebut terdiri dari, pembiayaan sebesar US$15 juta dari IFC dan US$135 juta dari sindikasi yang dipimpin ANZ.
Fasilitas pembiayaan ini ditujukan untuk meningkatkan akses finansial pada pendanaan infrastruktur yang akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi dan lebih jauh turut menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia.
IIF adalah perusahaan swasta di bawah Kementerian Keuangan yang fokus pada pembiayaan pembangunan bidang infrastruktur. IIF merupakan bagian dari strategi pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga multirateral untuk menjembatani modal komersil yang dibutuhkan untuk mendanai sektor infrastruktur di Indonesia. Pembiayaan investasi yang telah dilakukan IIF diantaranya untuk proyek jalan tol, pelabuhan laut dan udara, menara telekomunikasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangkit listrik berbahan bakar gas, serta energi baru dan terbarukan. Total komitmen yang dijalankan oleh IIF hingga saat ini telah mencapai kurang lebih US$400 juta dan diperkirakan akan meningkat hingga US$700 juta di akhir 2016.
Sukatmo Padmosukarso, Presiden Direktur IIF mengatakan, pemberian fasilitas tersebut merupakan salah satu wujud kepercayaan pasar terhadap IIF bahwa sampai dengan saat ini.
“IIF telah menunjukkan kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan dana yang didapat untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur di Indonesia sebagaimana fungsi dari IIF yaitu sebagai katalisator pembangunan infrastruktur di Indonesia,” kata Sukatmo Padmosukarso dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 22 Februari 2016
Sukatmo menambahkan fasilitas ini juga dimaksudkan untuk menyesuaikan profile sumber dana pinjaman IIF jangka waktu 3-5 tahun dengan pinjaman IIF kepada klien sehingga lebih mencerminkan profile asset tenor jangka pendek IIF.
“Pembiayaan yang diberikan oleh IFC untuk IIF melengkapi kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan IFC untuk proyek infrastruktur di Indonesia dan mempertegas strategi IFC dalam mendukung rancangan pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan pertumbuhan hijau di wilayah Asia Pasifik Timur,” kata Sarvesh Suri, Manajer Perwakilan IFC Indonesia.
Adanya ketidakseimbangan investasi di bidang infrastrukur telah memperlambat pembangunan ekonomi di Indonesia. Saat ini investasi di bidang infrastruktur hanya berada di angka 3% dari keseluruhan produk domestik bruto, masih jauh di bawah India 7,5% dan Tiongkok 10%. Pada 2012, 30% masyarakat Indonesia tidak memiliki akses terhadap aliran listrik – salah satu standar penetrasi persediaan listrik paling rendah di wilayah Asia Tenggara – dan hampir sebagian populasi di Indonesia tidak memiliki akses terhadap air bersih.
“Pemberian fasilitas pembiayaan ini merupakan komitmen kami dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. ANZ bangga dapat mendukung perekonomian Indonesia melalui kerja sama yang dilakukan dengan IFC dan juga IIF yang merupakan perusahaan pembiayaan infrastruktur di bawah Kementerian Keuangan,” kata Sonny Samuel, Direktur Treasuri ANZ Indonesia.(*) Ria Martati