Jakarta – Dunia tengah menghadapi disrupsi akibat pandemi Covid-19 dan tren otomatisasi dan digitalisasi. Namun pemerintah Indonesia tidak luput untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) menuju era i4.0 dan globalisasi. Komitmen tersebut tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yaitu salah satunya meningkatkan SDM yang berkualitas dengan daya saing global.
Untuk itu, Global Indonesia Professionals Association (GIPA), berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan KBRI London, mengadakan forum Going Global Series: Getting into Global Companies and International Organizations, untuk dapat melewati tantangan dan menghadapi disrupsi akibat pandemi Covid-19.
“GIPA mengadakan forum ini untuk mendukung pembangunan SDM Indonesia dengan cara menginspirasi anak bangsa agar berani berkarir di luar negeri dan bersaing di dunia global,” ujar Steven Marcelino, Chairman dari GIPA dalam keterangannya dikutip Rabu, 3 Februari 2021.
Deputi Menteri Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Prof. Dr. Agus Sartono yang mewakili Menko PMK memaparkan strategi pembangunan SDM yang dilakukan pemerintah ialah dengan meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan secara merata, meningkatkan partisipasi masyarakat, profesionalisme dan perubahan metode pembelajaran, serta memperkuat pendidikan vokasi, dan kewirausahaan.
“Demi mengantisipasi pergeseran angkatan kerja saat puncak demografi 10-20 tahun mendatang, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempersiapkan SDM melalui teknologi digital, pendidikan profesional, dan kemitraan dengan negara-negara sahabat,” kata Agus.
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan bahwa upaya pengembangan SDM ini sangat tepat waktu karena era i4.0 akan mengakibatkan dua hal yakni sebanyak 85 juta pekerjaan akan hilang dan sebanyak 95 juta pekerjaan baru akan lahir dalam 5 tahun kedepan yang berkaitan dengan teknologi digital. “Karenanya maka 50% dari pekerja kita sekarang perlu reskilling dan 40% perlu mengganti skill mereka,” tambah Agus.
Maka dari itu, dirinya pun mengundang anak muda Indonesia untuk meningkatkan pengalaman kerja di mancanegara. “Bagi murid Indonesia yang sedang berada di luar negeri, pertimbangkanlah untuk bekerja di luar negeri sebelum kembali ke Indonesia. Dapatkan pengalaman global dan saat Anda siap, pintu Indonesia akan selalu terbuka untuk Anda. Dimanapun Anda berada, Anda dapat berkontribusi untuk negara,” jelas Agus.
Acara yang didukung oleh Indonesian Professionals Association di Amerika Serikat (IPA-USA), Young Indonesian Professionals’ Association di Inggris Raya (YIPA UK), dan PPI Dunia ini disaksikan langsung oleh lebih dari 950 mahasiswa dan profesional muda yang berdomisili di 120 kota dan 38 negara. Duta Besar LBBP Republik Indonesia untuk Inggris, Irlandia, dan IMO, Dr. Desra Percaya, juga menyoroti pentingnya pembangunan SDM menuju ke tahun centennial di 2045.
“Saya sendiri merasakan kurangnya representasi WNI di PBB, sehingga saya sepenuhnya mendukung inisiatif ini untuk meningkatkan jumlah orang Indonesia berkali lipat di kancah global,” tambahnya.
Patricia Suyanto, Senior Consultant di Deloitte San Francisco menjelaskan bahwa perjalanan meniti karir dimulai jauh sebelum melamar kerja. “Sekolah adalah tempat kita bisa berkreasi dan memupuk resume tanpa ada resiko; jangan takut untuk mencoba menjadi pemimpin dan mengumpulkan pengalaman magang sebanyak-banyaknya,” ungkap dia. (*)