Jakarta – Industri perbankan syariah dinilai memiliki hubungan yang langsung dan kuat dengan kegiatan sektor riil yang ada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, hadirnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) diharapkan dapat menjadi penggerak sektor riil terutama bagi kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan dan Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI). Menurutnya, potensi dan kemampuan yang ada di dalam BSI dapat digunakan untuk membangun ekonomi masyarakat dan dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
“Proyek-proyek yang betul-betul bisa dilihat dan disampaikan manfaatnya yang langsung dihubungkan dengan sumber pendanaannya. ini adalah bagian dari hal fondasi untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan,” ujar Sri Mulyani melalui video di acara peresmian Bank Syariah Indonesia yang disiarkan secara langsung dari Istana Negara, 1 Februari 2021.
Sri Mulyani juga berharap agar BSI menjadi institusi yang kompetitif dan memiliki kreativitas serta inovasi dalam mengembangkan bisnisnya. Menurutnya, copetitiveness dapat diliat dari biaya operasi yang efisien. Seluruh margin adalah untuk dari perbankan itu sendiri dan dikembalikan manfaatnya bagi masyarakat
“Saya berharap tata kelola yang baik, sebuah kultur di dalam korporasi yang mengedepankan Prudential, accountability, transparansi dan integritas serta profesionalisme harus dibangun karena dana ini menggunakan dana masyarakat yang harus dikelola secara baik. Jangan cederai kepercayaan masyarakat,” pungkasnya.
Pada posisi Desember 2020 BSI memiliki total aset sebesar Rp240 triliun kota pembiayaan sebesar Rp157 triliun total dana pihak ketiga mencapai Rp210 Triliun serta total modal inti sebesar Rp22,60 triliun. BSI juga memiliki lebih dari 1200 kantor cabang dan 20 ribu karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia BSIakan menjadi Bank peringkat ke-7 di Indonesia berdasarkan total aset. (*) Dicky F Maulana
Editor: Rezkiana Np