Jakarta – Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Prof. dr. Moh. Hakimi, Sp.OG(K)., Ph.D, menerangkan perbedaan antara efikasi dan efektivitas vaksin.
Dirinya menjelaskan, efikasi atau daya guna adalah hasil yang didapat dalam pengujian, pada kondisi yang ideal di mana semua faktor dikendalikan. Sementara efektivitas ialah dilihat dari penerapan vaksin dalam kondisi nyata ketika program vaksinasi diterapkan kepada masyarakat sehingga angka efektivitas vaksin akan lebih rendah dari efikasinya.
“Dalam uji klinis tentang vaksin dosisnya tepat, penyimpanan terjamin, dan ketaatan pasien juga terjaga sehingga kondisinya ideal. Kalau vaksin dibawa ke puskesmas misalnya, dengan cara pemberian tidak standar akibatnya hasil guna menjadi berkurang,” kata Hakimi melalui siaran pers UGM, Jumat 22 Januari 2021.
Lebih lanjut ia menerangkan, efikasi juga dapat dihitung dari angka kejadian dari kelompok yang tidak diberi vaksin dikurangi angka kejadian dari kelompok yang diberi vaksin, dibagi angka kejadian dari yang tidak diberi vaksin. “Jadi, yang tidak diberi vaksin itu sebagai pembanding, sebagai refference category,” imbuhnya.
Berkaitan dengan program vaksinasi, salah satu strategi yang menurutnya perlu dilakukan adalah memberikan penjelasan terkait keseriusan dari Covid-19 dan dampaknya, serta manfaat yang didapatkan dengan vaksinasi.
“Orang akan mau divaksin kalau dia bisa melihat bahwa manfaatnya itu besar,” kata Hakimi.
Ia menambahkan bahwa saat ini banyak beredar informasi palsu atau hoaks, yang jika tidak disikapi secara hati-hati dapat memengaruhi persepsi masyarakat. Karena itu misinformasi yang muncul perlu segera dikoreksi. (*)
Editor: Rezkiana Np