Jakarta – Pandemi memberi tekanan dalam pada perekonomian global yang berpengaruh pada industri asuransi nasional. Meski demikian, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menilai, bahwa industri asuransi masih memiliki potensi yang cukup besar meski sedang terdampak pandemi.
“Asuransi di Indonesia memiliki potensi yang besar. Kita memiliki jumlah rakyat yang banyak dan jangkauan asuransi yang luas. Meskipun begitu, industri asuransi memang belum terlalu marak, maka dari itu kita harus mendorong inklusi keuangan,” ujar Suahasil pada webinar virtual di Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2020.
Ia menilai, meningkatnya inklusi keuangan akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berasuransi. Menurutnya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong inklusi keuangan di industri asuransi, seperti perbaikan produk dan regulasi, perbaikan jaringan distribusi produk, edukasi masyarakat, dan perlindungan konsumen.
Wamenkeu juga meminta industri asuransi dapat memanfaatkan perkembangan digital untuk memberikan pelayanan dan produk asuransi yang lebih baik lagi. Melalui teknologi seperti fintech, industri asuransi dapat meningkatkan kepercayaan nasabah sehingga merasa aman dalam memiliki produk asuransi. Pada akhirnya, inklusi keuangan masyarakat di industri asuransi akan meningkat.
“Teknologi dapat membuat industri asuransi lebih baik. Produk asuransi yang berbasis teknologi akan membuat produk lebih efisien, sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman pada nasabah,” ucapnya. (*) Evan Yulian Philaret.