Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro menghimbau, ditengah kondisi perlambatan ekonomi saat ini, pengusaha Indonesia bisa fokus terhadap bisnisnya dan tidak ikut-ikutan menjajal bisnis baru yang tidak pernah digeluti.
Ia sendiri menganggap tipikal pengusaha Indonesia sangat unik, karena suka “latahan” atau ikut-ikutan menjajal bisnis baru yang sedang booming.
“Pengusaha di Indonesia ini latahan,” kata Bambang di Jakarta, Jumat, 16 Oktober 2015.
Bambang menjelaskan, pada era 1990-an pengusaha Indonesia berlomba-lomba mendirikan bisnis keuangan di sektor perbankan.
Ia bercerita kala itu banyak pengusaha yang membuat bank. Pandangan orang kala itu kalau belum memiliki bank berarti bukan pengusaha.
Ketika krisis muncul tahun 1998, ditengah pengawasan bank yang tidak ketat, banyak bank yang kolaps.”Dari yang memiliki pengetahuan dikeuangan sampai tidak punya, semua membuat bank. Akhirnya banyak (bank) yang kolaps, hal ini karena manajemen yang kurang baik,” ujar Bambang.
Setelah banyak bank yang kolaps, kemudian datang era komoditas berjaya. Di sini, pengusaha Indonesia banyak juga beralih ke bisnis komoditas, yaitu batubara dan kelapa sawit, karena harganya terus melonjak.
Bahkan boleh dibilang, kala itu, banyak partai politik mendapat pendanaan dari industri ini. Namun ketika harga komoditas mulai runtuh dan terus menurun, banyak perusahaan yang tutup.
Artinya, hal ini bisa dijadikan cermin untuk para pengusaha untuk menjalankan bisnis sesuai dengan keahliannya. Karena tidak ada harga komoditas yang abadi. (*) Dwitya Putra