Jakarta – Dampak Covid-19 terhadap sektor ekonomi menjadikan laporan keuangan menjadi lebih signifikan. Data Badan Pusat Statistika (BPS) dalam publikasi Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi September 2020 menuliskan bahwa nilai ekspor, impor hingga indek tendensi bisnis (ITB) mengalami penurunan.
Tercatat bahwa nilai ekspor Juli 2020 sebesar US$13,73 miliar turun 9,90 persen dibanding ekspor Juli 2019. Sementara nilai impor Indonesia Juli 2020 mencapai US$10,47 miliar atau turun 2,73 persen dibandingkan Juni 2020 dan jika dibandingkan Juli 2019 turun 32,55 persen. Sama halnya dengan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) triwulan I-2020 kondisi bisnis diperkirakan masih tumbuh, tetapi dengan tingkat optimisme yang lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2019. Nilai ITB triwulan I-2020 diperkirakan sebesar 102,90.
Untuk itu perusahaan harus memiliki strategi agar bisa mempertanggung jawabkan dan mengoptimalkan aset yang dimiliki demi keberlangsungan usaha.
Namun, untuk bisa membuat perusahaan dapat bertahan membutuhkan usaha yang keras. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) dalam laporan Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19 2020 sebanyak 2,52% dari 87.379 responden mengalami PHK. Dengan data-data yang signifikan mengalami penurunan membuat perusahaan memiliki tantangan dalam menyusun laporan tahunan.
Sementara, hasil laporan tahunan yang diterbitkan setiap tahun akan dikirimkan kepada para pemegang saham perusahaan serta berbagai pihak berkepentingan lainnya. Hal ini membuat peran agensi jasa laporan tahunan cukup besar dan berpengaruh dalam menyusun laporan tahunan.
Noviaji Wibisono, Marketing Director Sooca Design menyebutkan bahwa agensi jasa laporan tahunan semakin dibutuhkan. Tidak hanya karena tantangan menghadapi pandemi, tetapi juga karena merujuk pada kewajiban yang telah ditetapkan melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK.03/207 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik.
“Tercatat cukup banyak perusahaan yang belum pernah membuat laporan keberlanjutan atau sustainability report (SR) dan mencari partner yang berpengalaman. Maka Sooca Design menjadi solusi sebagai tim profesional yang akan memberikan saran untuk penyajian sustainability report,” kata Noviaji di Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020.
Sooca Design yang berdiri sejak 18 Oktober 2011, memiliki kantor representatif di kota besar lainnya yaitu Semarang dan Surabaya. Menggunakan sistem kerja yang efektif, membuat Sooca mampu berkoordinasi dan menyusun laporan tidak terbatas oleh jarak dan waktu.
Sooca Design juga dapat merespons dengan cepat dalam mendampingi pembuatan laporan keberlanjutan serta mempersiapkan visual yang menarik agar kredibilitas perusahaan terjaga.
Ika Hartantiningsih, M.A, Peneliti dan Praktisi Corporate Governance FIA-UI menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan keberlanjutan perusahaan.
“Untuk meningkatkan manajemen risiko, meningkatkan hubungan perusahaan dengan stakeholders, dan juga membangun kredibilitas perusahaan yang berkomitmen secara efektif, maka sustainability report sangat penting diperhatikan,” ujarnya.
Lanjutnya, sustainability report menjadi solusi bagi perusahaan sebagai laporan yang detail dan terukur. Selain itu, dapat menjadi pelengkap untuk mendampingi laporan tahunan (annual report). Dengan bisnis yang berkelanjutan maka membantu perusahaan mewujudkan sustainable development serta mampu memperhatikan triple bottom line yang ada yaitu elemen pada bidang sosial, lingkungan dan ekonomi.
Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara atau Bankaltimtara sebagai salah satu klien Sooca mengungkapkan kepuasannya telah menggunakan jasa pembuatan sustainability report.
Selain menyiapkan laporan tahunan yang terbaik, Sooca Design juga mampu mendampingi perusahaan untuk dapat mengikuti penghargaan bergengsi ARA (Annual Report Award).
Penghargaan ini diselenggarakan setiap tahun oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK) bersama dengan Bank Indonesia (BI), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Komite Kebijakan Governance (KNKG), Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktorat Jendral Pajak (Ditjen Pajak), dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (*)