Jakarta – Meningkatnya transaksi digital turut meningkatkan potensi kejahatan siber. Untuk itu, teknologi Artificial Intelligence (AI) perlu diterapkan untuk deteksi fraud (penipuan) sedini mungkin. Hal ini diungkapkan oleh Rico Usthavia Frans, Direktur Information Technology Bank Mandiri.
“Kecanggihan dan kecepatan AI sangat efektif untuk menangani penipuan-penipuan di perbankan. Tidak ada proses manual yang dapat menyaingi kecepatan dan otomasi teknologi AI, sehingga data nasabah akan lebih aman,” jelas Rico dalam Webinar yang diselenggarakan Infobank dan Multipolar dengan tema “Leading In Transformation With Service Improvement” di Jakarta, 13 Oktober 2020.
Rico mengungkapkan, Bank Mandiri telah bekerja sama dengan beberapa vendor yang memiliki teknologi AI untuk melakukan deteksi awal penipuan. Selain efisien, data-data yang dimiliki oleh perusahaan penyedia teknologi AI juga sangat berguna untuk mengamankan data dan transaksi nasabah.
Selain deteksi penipuan, Bank Mandiri juga telah mengaplikasikan teknologi AI pada proses bisnisnya. Contohnya adalah pada proses pengajuan kartu kredit dan KPR yang sudah dibantu teknologi AI.
“Kita sudah terapkan decision engine untuk pengajuan kartu kredit di Bank Mandiri. 90% prosesnya sudah dilakukan oleh AI. Dampaknya, produktivitas kita meningkat hingga 125%,” jelas Rico.
Saat ini, teknologi AI dapat membuat proses pengalaman nasabah menjadi lebih cepat dan nyaman. Dengan AI, nasabah akan semakin betah melakukan transaksi karena cepat, praktis, dan aman. (*) Evan Yulian Philaret
Editor: Rezkiana Np