Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memandang mobilitas atau aktivitas ekonomi saat ini mulai menunjukkan perbaikan. Namun menurutnya, kondisi pertumbuhan ekonomi baru akan benar-benar normal pada tahun 2022.
“Walaupun kita lihat dari tanda-tanda mobilitas membaik dan mudah-mudahan kita bisa lihat gimana Indonesia dan juga gimana seluruh dunia mulai bisa melakukan new normal. Tentunya new normal berhenti di suatu saat, sehingga benar-normal entah 2021 sampai 2022,” ujar Febrio dalam video conference di Jakarta, Jumat 2 Oktober 2020.
Dirinya meambahkan, krisis akibat pandemi Covid-19 ini pun berbeda dengan yang terjadi saat 2008 maupun 1998. Saat ini, tak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi corona ini berakhir.
“Tapi di COVID-19 ini, dampaknya sangat beda. Karakteristik krisis beda. Kalau yang global asian financial crisis, kita bisa hitung, perkirakan kapan berakhir,” jelasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengumpamakan ekonomi Indonesia di 2020 layaknya mobil yang sedang berjalan ditengah kabut. David menyebut ketidakpastian global masih membayangi ekonomi RI.
“Ibaratnya masuk 2020 kondisis mobil yaitu ekonomi bagus tapi beberapa hal harus diperbaiki. Soalnya jalannya itu diliputi ketidakpastian yang tinggi sekali,” tambah David.
Meski demikian, dia berharap di tahun depan ekonomi bisa membaik dari tahun ini. Otoritas fiskal pun memproyeksi pertumbuhan ekonomi bisa pulih sebesar 5 persen di 2021, jauh lebih besar dibandingkan tahun ini yang diprediksi minus 0,6% hingga minus 1,7%. (*)
Editor: Rezkiana Np