Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat kredit yang disalurkan oleh perbankan masih mengalami perlambatan pada Juni 2020. Tercatat penyaluran kredit pada Juni 2020 hanya sebesar Rp5.552,6 triliun atau tumbuh 1,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,4% (yoy).
Dikutip berdasarkan data uang beredar BI periode Juni 2020, perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi baik pada debitur korporasi maupun perorangan, masing-masing dari 2,9% (yoy) dan 2,2% (yoy) pada Mei 2020 menjadi 0,7% (yoy) dan 2,0% (yoy) pada Juni 2020.
Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit produktif, yaitu kredit modal kerja dan kredlt investasi. Pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) juga mengalami penurunan, dari 0,1% (yoy) pada Mei 2020 menjadi tumbuh negatif sebesar -2,0% (yoy) terutama pada sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).
KMK sektor Industri Pengolahan menurun, dari 3,7% (yoy) pada Mei 2020 menjadi tumbuh negatlf sebesar -0,5% (yoy) terutama pada kredit industri Pesawat Terbang dan Perlengkapannya Serta Perbaikan Pesawat Terbang khususnya di Jawa Barat dan Banten.
Sementara itu, KMK sektor PHR turun Iebih dalam, dari -2,8% (yoy) pada bulan Mei menjadi -4,9% (yoy), terutama bersumber dari penurunan KMK subsektor Perdagangan Impor Bahan Bakar Gas, Cair, dan Padat di DKI Jakarta. Kredit investasi (Kl) juga tercatat melambat, dari 6,7% (yoy) menjadi 5,2% (yoy) pada Juni 2020 terutama pada sektor Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan serta sektor PHR, KI sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan melambat, dari 2,6% (yoy) menjadi 0,7% (yoy) pada Juni 2020, terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor Jasa Pertanian, Perkebunan dan Peternakan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Utara.
Kemudian, KI kepada sektor PHR pada Juni 2020 mengalami kontraksi sebesar 0,6% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya meningkat 0,4% (yoy), khususnya pada subsektor Perdagangan Makanan, Minuman dan Tembakau di DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Di sisi lain, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) pada Juni 2020 mengalami sedikit peningkatan, dari 2,3% (yoy) pada bulan Mei menjadi 2,4% (yoy), disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan kredit multiguna.
Kredit properti pada Juni 2020 kembali mengalami perlambatan, dari 4,7% (yoy) pada Mei 2020 menjadi 4,2% (yoy), yang terjadi pada seluruh jenis kredit, baik kredit KPR/KPA, kredit real estate maupun kredlt konstruksi. Pertumbuhan kredit KPR/KPA melambat, dari 3,7% (yoy) menjadi 3,5% (yoy), terutama pada perumahan tipe di atas 70. Kredit Konstruksi tercatat melambat, dari 5,2% (yoy) pada Mei 2020 menjadi 4,3% (yoy) terutama pada konstruksi gedung industri. Sementara itu, kredit real estate melambat, dari 6,6% (yoy) menjadi 5,8% (yoy) pada Juni 2020 terutama pada real estate gedung perkantoran.
Perlambatan kredit Juni 2020 juga berdampak pada penurunan pertumbuhan kredit UMKM, dari 1,4% (yoy) menjadi -0,4% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredlt UMKM terjadi pada seluruh skala usaha yaitu mikro, kecil, dan menengah, masing-masung dari 5,8% (yoy), 3,8% (yoy), dan -2,8% (yoy) menjadi 2,0% (yoy), 3,4% (yoy), dan -4,6% (yoy). Perlambatan kredit juga terjadi pada seluruh jenis kredit UMKM yakni modal kerja dan investasi.
Tak hanya itu saja, suku bunga kredit dan simpanan pada Juni 2020 mengalami penurunan seiring dengan penurunan suku bunga acuan. Pada Juni 2020, rata-rata tertimbang suku bunga kredlt tercatat sebesar 9,96%, turun 6 basis poin dlbandingkan 10,02% pada bulan sebelumnya. Demikian juga rata-rata temmbang suku bunga simpanan berjangka yang mengalami penurunan pada seluruh jenis tenornya.
Suku bunga simpanan berjangka tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, serta 24 bulan menurun, dari masing-masmg 5,64%, 5,85%, 6,23%, 6,42%, dan 7,26% pada Mei 2020 menjadn 5,52%, 5,73%, 6,15%, 6,34%, dan 7,19% pada Juni 2020. (*)
Editor: Rezkiana Np