Jakarta – Dalam perdagangan sore hari ini (15/6) nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis 18 point di level 14.115/US$ bila dibandingkan dari penutupan sebelumnya (12/6) dilevel 14.133/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, dalam masa tak menentu akibat pandemi virus corona ekspor tumbuh negatif, begitu pula Impor yang turun tajam yang mengisyaratkan perekonomian akan terjadi stagnasi, namun diluar dugaan Neraca Perdagangan Indonesia(NPI) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan Mei terjadi surplus US$2,09 Miliar secara bulanan(YoY).
“Surflus NPI membawa angin segar bagi pergerakan mata uang Garuda, yang saat ini terus di ombang-ambing oleh ketidak pastian akibat pandemi virus corona dan perkiraan pertumbuhan ekonomi global terjadi kontraksi baik yang dirilis oleh IMF, Bank Dunia maupun OECD yang di jadikan topik utama dalam minggu ini,” kata Ibrahim di Jakarta, Senin 15 Juni 2020.
Dirinya menambahkan, realisasi tersebut lebih baik dari defisit US$350 Juta pada April 2020 dan Surplus US$210 Juta pada Mei 2019. Secara total NPI Surflus US$4,31 Miliar pada Januari-Mei 2020, realisasi ini lebih baik dari defisit US$2,14 Miliar pada Januari hingga Mei 2019.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (15/6) kurs rupiah berada pada posisi 14.228/US$ terlihat menguat dari posisi 14.257/US$ pada perdagangan Jumat kemarin (12/6). (*)
Editor: Rezkiana Np