Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (12/6) dibuka pada level Rp14.060/US$ atau tercatat melemah 0,5% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (11/6).
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, faktor kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed menjadi tenanga menguatnya dollar sehingga membuat rupiah melemah.
“Bukan suku bunga acuan yang ditunggu oleh pelaku pasar, tetapi proyeksi Ketua Jerome ‘Jay’ Powell soal prospek ekonomi ke depan. Sesuai perkiraan, suku bunga acuan masih ditahan di 0-0,25% (median 0,125%), suku bunga acuan tersebut tidak akan berubah sampai akhir tahun bahkan bisa sampai 2022,” kata Ibrahim di Jakarta, Jumat 12 Juni 2020.
Meski begitu, pasar juga mengkhawatirkan proyeksi ekonomi dari The Fed. Dalam rapat kali ini, The Fed memperkirakan ekonomi AS terkontraksi -6,5%. Jauh memburuk ketimbang proyeksi sebelumnya yang memperkirakan ada pertumbuhan 2%. Tak hanya itu, tingkat pengangguran pada tahun ini juga diperkirakan mencapai 9,3% atau ebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 3,5%.
Disamping itu faktor penerapan New Normal oleh Pemerintah Indonesia masih terus diamati pasar global. Pelaku pasar berharap, protokol kesehatan yang ketat dapat menghambat penyebaran covid-19 di Indonesia.
“Dalam perdagangan hari Jum’at, mata uang rupiah kemungkinan masih akan bergejolak dan kemungkinan ditutup melemah tipis. Range 13.950/US$ hingga 14.120/US$,” tukas Ibrahim. (*)
Editor: Rezkiana NP