Jakarta – Di tengah kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai tukar yang terjaga dan juga perkembangan pasar keuangan yang positif meski secara tahunan masih terdapat aliran modal asing yang keluar Rp143,99 triliun
Dalam laporan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, hingga hari Jumat (3/4), kurs berada pada level Rp 16.450 per dolar AS, menguat dibandingkan penutupan kemarin (2/4) di Rp 16.470 per dolar AS. Dalam laporan tersebut tercatat, penguatan nilai tukar rupiah sejalan dengan mulai masuknya dana asing ke pasar keuangan domestik.
“Berdasarkan data transaksi sejak 30 Maret 2020 hingga 2 April 2020, terdapat aliran modal asing masuk sebesar Rp 3,28 triliun (net). Secara rinci, modal asing di pasar SBN sebesar Rp 4,09 triliun, sementara di pasar saham terdapat modal asing keluar sebesar Rp 820 miliar,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo seperti dikutip dalam keterangan resminyadi Jakarta, Jumat 3 April 2020.
Namun jika dirinci berdasarkan data setelmen pada periode yang sama 30 Maret hingga 2 April 2020 terdapat modal asing masuk Rp770 miliar. Namun jika diakumulasikan sejak awal tahun ini hingga 2 April 2020 atau secara year to date (ytd), masih tercatat aliran asing yang keluar atau outflow sebesar Rp143,99 triliun.
Selain itu untuk Premi CDS (Currency Default Swap) Indonesia 5 tahun naik ke 235,64 bps per 2 April 2020 dari 200,11 bps per 27 Maret 2020 dipicu oleh kekhawatiran resesi ekonomi global seiring berlanjutnya penyebaran kasus COVID-19.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (3/4) kurs rupiah berada pada level Rp16.464/ US$ atau terlihat menguat dari posisi Rp16.741/US$ pada perdagangan kemarin (2/4). (*)
Editor: Rezkiana Np