Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, tengah menyelesaikan proses suntikan modal dari konsorsium Al Falah Investment Limited. Hal tersebut sehubungan dengan restu yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada konsorsium pimpinan Ilham Habibie tersebut untuk menjadi investor dalam penyelamatan kondisi likuiditas Bank Muamalat.
Dalam RUPSLB yang digelar pada Desember 2019 lalu, pemegang saham telah menyetujui rencana right issue sebesar Rp3,29 triliun. Bank Muamalat berencana mengeluarkan saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Ditambah, Bank Muamalat juga akan menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp6 triliun.
“Investor akan menentukan ingin langsung exercise yang Rp3,2 triliun atau ditambah tier 2 yang sampai Rp6 triliun. Konsep penyelesaiannya seperti apa itu yang sedang diselesaikan,” ujar Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad K. Permana di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020.
Namun Bank Muamalat juga tidak menutup kemungkinan adanya investor baru selain Al Falah yang masuk. Komisaris independen Bank Muamalat Iggy H. Achsien mengatakan, bahwa selain Al falah ada sekitar 3 investor lain yang sudah melakukan penjajakan dengan bank syariah pertama di Indonesia ini. Namun dirinya enggan menyebut siapa para investor tersebut.
“Adalah, Hamba Allah. Pokoknya ada yang berniat memperkuat Bank Muamalat, kongkrit, sistematis, maka akan kita proses,” ucap Iggi.
Saat ini 32,74 persen saham Bank Muamalat masih dimiliki oleh Islamic Development Bank. Kemudian sebanyak 22 persen dimiliki oleh Bank Boubyan, dan 17,91 persen dimiliki oleh Atwill Holdings Limited, 8,45 persen dimiliki oleh National Bank of Kuwait, 3,48 persen dimiliki oleh IDF Investment Foundation, 2,84 persen dimiliki oleh BMF Holdings Limited dan 12,58 persen dimiliki oleh pemegang saham lainnya. (*) Dicky F Maulana