Bandung – Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia mengalokasikan investasi sebesar Rp195,92 miliar di 2020 untuk navigasi penerbangan di Ibukota baru Indonesia yakni Kalimantan.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan, ditetapkannya Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai Ibukota baru, menjadi perhatian penting bagi Airnav Indonesia. Menurutnya, sistem navigasi penerbangan yang canggih harus bisa mendukung semua kegiatan di Ibukota baru tersebut.
“Di ibukota baru akan ada smart city, alat-alat yang canggih, kita akan support untuk bigdata, untuk bertukar data dengan lembaga-lembaga terkait,” ujar Novie dalam media Workshop di Bandung, Kamis, 26 Desember 2019.
Ia mengungkapkan, alokasi investasi yang digelontorkan Airnav Indonesia untuk navigasi penerbangan di Kalimantan ini masuk dalam fokus perusahaan untuk pengembangan navigasi selain Papua. Di mana, Papua sendiri masuk dalam fokus Airnav dalam pembenahan sistem navigasi di kawasan timur itu.
Lebih lanjut Novie mengungkapkan, berdasarkan wilayah, investasi paling besar masih menempatkan pulau Jawa sebagai penyerapan anggaran terbesar yang mencapai Rp1,3 triliun, kemudian wilayah Sumatera yang mencakup 33 program dengan total investasi yang dipatok sebesar Rp213,89 miliar
Selanjutnya adalah Kalimantan terutama terkait dengan Ibukota baru dengan investasi mencapai Rp195,92 miliar. Lalu, Provinsi Papua yang meliputi 29 program dengan investasi sebesar Rp173,64 miliar. Berikutnya, Balinusra yang meliputi 19 program dengan nilai investasi sebesar Rp162,81 miliar di 2020.
Kemudian, Sulawesi yang mencakup 21 program dengan total investasi mencapai Rp103,56 miliar. Dan terakhir adalah, Maluku yang mencakup 11 program yang dipatok mendapat jatah investasi paling kecil di tahun depan yakni sebesar Rp42,70 miliar. (*)