Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, banyak potensi ekononi syariah yang belum dimanfaatkan dengan maksimal untuk mendorong pertumbuhan. Salah satu potensi tersebut ialah masyarakat muslim yang belum tersentuh oleh inklusi keuangan.
Perry menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia namun sekitar 40 persen dari jumlah penduduk muslim Indonesia belum tersentuh layanan keuangan atau inklusi keuangan.
“Jika inklusi keuangan tersebut sudah optimal diharapkan bisa mendukung perekonomian nasional. Karena itu adalah pasar, itu potensi, itu sumber dari daya dukung ekonomi,” kata Perry pada pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Perry menjelaskan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat memitigasi perlambatan kondisi perekonomian global. Beberapa segmen yang bisa yang dikembanhkan adalah ekonomi pesantren, usaha kecil mikro dan menengah, serta ekonomi pariwisata.
“Dengan daya dukung dan ekonomi keuangan syariah supaya ini menjadi daya dukung ekonomi dalam rangka termasuk antisipasi, memitigasi dampak dari global ekonomi yang sedang turun,” jelas dia.
Berdasarkan laporan Islamic Finance Development Indicator (IFDI) posisi keuangan syariah Indonesia pada tahun 2018 berada di posisi 10 dari 131 negara. Semetara pada tahun posisi keuangan syariah Indonesia naik ke peringkat empat. Selain itu, berdasarkan laporan Islamic Financial Industry Report 2018, Indonesia juga berada di peringkat sembilan dalam hal besarnya aset perbankan syariah. (*)
Editor: Rezkiana Np