Jakarta – Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (5/8) diprediksi masih melemah yang dibayangi oleh dampak berkepanjangan dari penurunan bunga acuan The Fed.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Piter Abdullah ketika dihubungi oleh infobanknews di Jakarta. Menurutnya, investor cukup kecewa terhadap pernyataan The Fed yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga 25 bps kemarin bukan awal dari era suku bunga rendah.
“Artinya The Fed menyangkal anggapan bahwa mereka dovish. Pernyataan ini membuat investor menahan aliran dana mereka ke emerging market bahkan berancang-ancang memindahkan kembali ke negara maju khususnya ke Amerika,” kata Piter di Jakarta, Senin 5 Agustus 2019.
Menurutnya, penurunan bunga acuan The Fed tidak serta-merta membuat seluruh bank sentral negara negara lain khususnya negara emerging markets menurunkan bunga acuan.
Sebelumnya beberapa bank sentral seperti Bank Sentral Jepang (BOJ) serta Bank Sentral Eropa The European Central Bank (ECB) mengambil langkah wait-and-see dan memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya.
Sebagai informasi, pada pembukaan perdagangan hari ini, (5/8) Kurs Rupiah berada di level Rp14.188/US$ posisi tersebut melemah 3 poin dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (2/8) yang masih berada di level Rp14.185/US$.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (2/8) kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.231/US$ melemah signifikan dari posisi Rp14.203/US$ pada perdagangan Jumat lalu (2/8). (*)
Editor: Rezkiana Np