Jakarta–Melonjaknya harga tiket berpotensi memicu inflasi. Kenaikan harga tiket ke Kawasan Indonesia Timur yang mencapai 100% sangat mungkin memicu inflasi di akhir tahun. Demikian disampaikan Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi BPP Hipmi Anggawira.
Anggawira mengatakan, penanganan angkutan Lebaran tahun ini oleh Kemenhub tahun ini sudah sangat bagus. Harga-harga tiket pesawat juga cukup terkendali. Sebab itu, Hipmi juga berharap harga tiket momen Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 ini dapat dikendalikan pemerintah.
“Jadi, naiknya jangan gila-gilaan seperti sekarang,” ujar Anggawira.
Kenaikkan ini, ujar Anggawira, akan berdampak pada inflasi di KTI.
“Di KTI ini kan infrastrukturnya lemah, biaya logistiknya juga tinggi. Otomatis ini akan memicu inflasi lagi di akhir tahun,” imbuh Anggawira.
Dalam pantauan Hipmi, harga tiket Jakarta ke sejumlah Kota ke Papua untuk yang terendah bisa mencapai Rp7 juta sampai Rp8 juta. Padahal, harga normalnya hanya sekitar Rp3 juta sampai Rp4 juta. Hal yang sama juga terjadi untuk penerbangan antar kota di Papua juga mengalami kenaikkan hampir 100%.
Dia mengatakan, inflasi di KTI selalu di atas rata-rata nasional. Salah satu pemicu inflasi adalah rendahnya penyeimbang kondisi geografis, yakni penerbangan.Belum lagi, inflasi kerap di ganggu oleh kondisi alam dan dan cuaca. Sebab itu, penerbangan ke KTI semestinya ditambah jelang Natal dan Tahun Baru. (*) Rezkiana Nisaputra