Jakarta – PT Monex Investindo Futures menilai, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan ketidakpastian pasar akan menjadi sentimen positif bagi harga emas di sepanjang tahun ini, sehingga sampai akhir 2019 harga logam mulia bisa menyentuh US$1.325 per troy ons.
“Pada 2019 harga emas bisa mencapai US$1.325 per troy ons. Sentimennya, perlambatan ekonomi dunia, kekhawatiran pasar dan ketidakpastian ekonomi,” ujar Kepala Riset Monex, Ariston Tjendra dalam diskusi “Emiten Bicara Industri (EBI): Meneropong Wajah Perekonomian Indonesia di 2019” di Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.
Dia mengungkapkan, sejumlah isu ekonomi global yang berlangsung sejak 2018 hingga tahun ini tersebut akan menjadi katalis positif bagi harga emas.
Kondisi tersebut tentunya akan membuat para investor lari mencari aset save hafen, seperti emas, dolar AS dan yen Jepang.
Lebih lanjut Ariston mengungkapkan, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi global hingga akhir tahun ini dipengaruhi oleh isu perang dagang antara AS dan China. Selain itu, lanjut dia, kebijakan moneter yang dilakukan Federal Reserve AS juga telah menciptakan ketidakpastian di pasar.
“Namun, pada tahun ini The Fed diperkirakan tidak akan terlalu ketat lagi dalam menerapkan kebijakan moneter. The Fed tidak akan lagi menaikkan tingkat suku bunga Fed Fund Rate,” papar Ariston.
Menurut Ariston, perkiraan pelaku pasar valuta asing terkait isu Fed Fund Rate tersebut mengacu pada stagnansi pertumbuhan ekonomi AS dan government shut down yang memakan waktu cukup panjang. “Harga emas tidak terganggu oleh kondisi supply-demand, tetapi pada situasi ekonomi,” ucapnya. (*)