Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University (SU) menyelenggarakan edukasi penulisan dan publikasi riset yang menyasar dosen dan sivitas akademika dalam bentuk research camp intensif. Kegiatan yang dilakukan ini bertujuan untuk mendorong kemajuan sektor perbankan lewat budaya riset.
Dengan mengusung tema “Penulisan Artikel Ilmiah Internasional Bereputasi (Terindeks Scopus & Clarivate Analytic – Web of Science)”, edukasi ini juga untuk membantu para dosen dan sivitas akademika dari berbagai daerah di Indonesia untuk dapat mempublikasikan riset dan penelitian terkait ekonomi, bisnis, dan sektor keuangan maupun perbankan di jurnal internasional bereputasi.
Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia Nuni Sutyoko menjelaskan, kemajuan anak-anak didik sangat bergantung pada kompetensi dan kemampuan dosen sebagai pendidik. Karenanya, dosen dan sivitas akademika harus difasilitasi dan diberikan ruang untuk terus berkembang. Hal ini yang menjadi landasan dalam menyelenggarakan berbagai program edukasi bagi dosen dan sivitas akademika, khususnya di bidang keuangan dan perbankan.
Menurutnya, semakin produktif para dosen dalam menghasilkan riset-riset berskala internasional, maka semakin luas pula wawasan mengenai tren industri global. Sehingga dapat mempersiapkan mahasiswanya untuk lebih peka dan responsif terhadap tantangan dan peluang di sektor keuangan dan perbankan modern, khususnya di tengah disrupsi digital yang begitu dinamis.
“Hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk membantu generasi masa depan mengembangkan potensi mereka agar sukses dalam perekonomian yang kian mendunia,” ujar Nuni dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2018.
Secara umum, publikasi riset terutama di level internasional merupakan salah satu indikator penting kemajuan dan kualitas pendidikan di sebuah negara, selain juga dapat meningkatkan daya saing dan kemandirian suatu bangsa.
Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada tahun 2016 telah menetapkan empat target, diantaranya publikasi internasional sejumlah 6.229 artikel ilmiah, 1.735 paten terdaftar, 632 prototipe dan Technology Readiness Level (TRL), serta 15 prototipe industri TRL. Target ini diharapkan mampu tercapai melalui kolaborasi strategis antara lembaga pendidikan tinggi dengan pelaku industri, serta pemerintah untuk melahirkan inovasi-inovasi baru dalam penelitian.
Research camp kali ini cukup berbeda dengan research workshop pada umumnya, karena dilakukan secara lebih intensif. Seluruh peserta akan dikarantina selama 4 hari, 3 malam, dengan dibimbing oleh tim ahli yang memiliki pengalaman dan kapasitas sebagai penulis artikel ilmiah di berbagai jurnal top dunia. Selanjutnya, pada hari terakhir karantina, para peserta akan didampingi untuk langsung mengirimkan artikel ilmiahnya ke jurnal internasional bereputasi yang dituju.
Jumlah peserta dalam reseach camp intensif ini diperkirakan mencapai 40-50 orang. “Ada ratusan dosen dan sivitas akademika dari berbagai wilayah di Indonesia yang menyerahkan paper sebagai syarat mengikuti seleksi, namun karena edukasi ini bersifat intensif, kami harus membatasi jumlah peserta supaya pembelajaran berjalan efektif. Idealnya memang berkisar 40-50 peserta,” tambahnya. (*)