5 Tantangan Bank Digital dalam Membangun Brand dan Menjaring DPK

5 Tantangan Bank Digital dalam Membangun Brand dan Menjaring DPK

Poin Penting

  • Bank digital menghadapi tantangan besar dalam membangun kedekatan emosional dengan generasi Z yang cenderung kurang loyal.
  • Basis DPK bank digital masih kecil, karena sebagian besar nasabah menempatkan dana dalam jumlah terbatas.
  • Optimalisasi engagement digital dan personalisasi layanan menjadi kunci membangun kepercayaan serta memperkuat brand bank digital.

Jakarta – Kehadiran bank digital memperketat persaingan industri perbankan. Namun, sebagian besar bank digital yang masih berusia muda menghadapi sejumlah tantangan dalam meningkatkan brand awareness dan menghimpun dana pihak ketiga (DPK), jika dibandingkan dengan bank konvensional yang telah lama berdiri.

Menurut Chairman Infobank Media Group, Eko B. Supriyanto, salah satu tantangan terbesar bagi bank digital adalah membangun kedekatan emosional dengan nasabah utama mereka, yaitu generasi Z.

“Generasi Z ini kan gampang gonta-ganti produk. Sehingga akan memengaruhi loyalitas secara jangka panjang. Ini berbahaya menurut saya. Sehingga akan terjadi gampang mismatch,” jelasnya di webinar Marketing Research Indonesia (MRI) bertajuk “Beyond The Customer Experience: What Truly Builds a Healthy Brand?”, Rabu, 8 Oktober 2025.

Baca juga: Simak! Inilah Keterkaitan Kesehatan Brand dengan DPK Bank

Pria yang akrab disapa EBS ini menilai tingkat risiko generasi muda untuk berhenti menggunakan produk bank digital sangat tinggi, sehingga menyulitkan bank digital mempertahankan nasabah yang sudah ada.

EBS menambahkan, masalah lain yang dihadapi bank digital adalah basis pertumbuhan DPK yang kecil, karena sebagian besar nasabah hanya menempatkan dana dalam jumlah terbatas.

“Biasanya mereka taruh 1 juta, 500 ribu, 300 ribu. Dari sini, tantangannya adalah (bagaimana) menciptakan konsistensi dalam jangka panjang,” jelasnya.

Persaingan dan Reputasi Jadi Ujian Berat

Selain menghadapi keterbatasan dana, persaingan dengan bank konvensional yang sudah mapan juga menjadi tantangan tersendiri bagi bank digital.

EBS menilai, untuk membangun kepercayaan, bank digital perlu memperbaiki reputasi, meningkatkan layanan, dan memperkuat komunikasi keamanan data.

Baca juga: Transaksi Digital Naik 4 Kali Lipat, BI Tegaskan Pentingnya Keamanan Sistem Pembayaran

Untuk itu, EBS menyarankan bank digital mengoptimalkan engagement digital dengan pendekatan yang lebih personal.

“Dengan analisis data dan perilaku nasabah, bank dapat menyusun kampanye digital yang lebih efektif dan tepat sasaran. Bank digital harus membangun engagement emosional,” lanjutnya.

Apalagi, dengan kehadiran teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan robotik, hal ini bisa semakin mudah dilakukan. Tidak lupa juga, bank digital perlu terus mengedukasi nasabahnya serta memberikan nilai tambah sebagai wujud rasa terima kasih terhadap loyalitas mereka terhadap bank tersebut. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Related Posts

News Update

Netizen +62