Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (25/10) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona hijau ke level 6847,87 atau menguat 0,60 persen dari level 6806,89 pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 363 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 19 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp227 miliar.
Baca juga: Percepatan Belanja Pemerintah Hingga Anggaran Pemilu 2024 Bakal jadi Sentimen Positif IHSG
Kemudian, tercatat terdapat 91 saham terkoreksi, sebanyak 198 saham menguat dan sebanyak 201 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat bahwa IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi akan bergerak mixed menguat terbatas dalam rentang 6.770 hingga 6.840.
“Pada perdagangan Selasa (24/10), IHSG ditutup naik 0,96 persen atau +64,79 poin di level 6.806,76. IHSG rebound seiring dengan penguatan saham Big Caps dan turunnya imbal hasil obligasi AS (US Treasury Yield) tenor 10 tahun, setelah pada awal pekan ini menyentuh level 5 persen tertinggi sejak 2007,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 25 Oktober 2023.
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, Bank Indonesia (BI) telah melaporkan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) periode September 2023 tumbuh 6 persen yoy menjadi Rp8.440 triliun, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 5,9 persen yoy.
“Akselerasi M2 didorong oleh penyaluran kredit, di mana pada September 2023 tumbuh 8,7 persen yoy dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,9 persen yoy,” imbuhnya.
Di mana berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumsi (KK), secara tahunan masing-masing tumbuh sebesar 8,3 persen, 9,8 persen dan 8,4 persen, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) terpantau tumbuh 6,4 persen yoy menjadi Rp7.900,7 triliun.
Baca juga: Simak! Ini Deretan Saham Asuransi Layak Dikoleksi dengan Valuasi Terdiskon
Sedangkan dari mancanegara, rilis awal, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kawasan Eropa pada Oktober 2023 terkoreksi lebih dalam di level minus 17,9 dari bulan sebelumnya sebesar minus 17,8 dan menjadi perolehan terendah dalam tujuh bulan terakhir.
Lalu, pelaku pasar masih mengkhawatirkan konflik geopolitik di wilayah Timur Tengah yang berpotensi meningkatkan inflasi, seiring dengan kembali menguatnya harga energi.
Sementara dari Asia, data awal indeks PMI manufaktur Jepang versi Jibun Bank pada Oktober 2023 tetap dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 48,5, perolehan tersebut mencerminkan turunnya pesanan baru yang membuat terkoreksinya output produksi. (*)
Editor: Galih Pratama