Sedangkan untuk 10 tahun berikutnya adalah industri pengolahan. Presiden mengingatkan, agar jangan sekali-kali pada tahapan 10 tahun kedua, masih ada yang berjualan bahan mentah (raw material). “Harus sudah tidak ada lagi, semuanya harus barang minimal setengah jadi yang syukur kalau kita bisa push, agar kita mengekspor itu dalam bentuk barang jadi semuanya. Kelapa sawit, jangan sampai nanti kita ngirimnya CPO terus. Stop,” tegasnya.
Baca juga: e-Commerce Pacu Perekonomian RI Lebih Efisien
Kemudian di 10 tahun yang ketiga, Indonesia harus bisa masuk besar-besaran kepada industri jasa. Tapi meskipun masih 30 tahun lagi, dirinya mengingatkan, agar dapat segera dimulai dari sekarang. Namun demikian, lanjut dia, sektor pariwisata juga memiliki potensi yang besar. Menurutnya, kekuatan Indonesia adalah di industri pariwisata.
“Masuklah anak-anak muda ke industri ini, karena industri ini akan menjanjikan. Yang kedua yang berkaitan dengan lifestyle, ini akan berkembang di negara kita. Yang berkaitan dengan retail, media, kuliner, online store ini akan berkembang pesat sekali. Dan ini anak-anak muda yang bisa,” tambahnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More