Jakarta – PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menargetkan laba Rp1,3 triliun tahun ini. Angka itu tumbuh 30% dibanding perolehan laba tahun lalu yang tercatat Rp1 triliun. Pada kuartal pertama ini laba yang berhasil diraih Askrindo sekitar Rp200 miliar.
“Target laba tahun ini Rp1,3 triliun, harusnya memang Rp330-an perolehan labanya setiap bulan, tetapi kita baru Rp200-an labanya,” kata Direktur Utama Askrindo, Antonius Chandra Satya Napitupulu, di Jakarta, Rabu 13 April 2016.
Antonius mengatakan, kuartal pertama ini pendapatan premi belum tumbuh kencang sesuai siklus penyaluran kredit di perbankan. Secara keseluruhan tahun, target premi Askrindo sebesar Rp3,6 triliun meningkat 44% dibanding tahun lalu yang mencapai Rp2,5 triliun. Namun, sepanjang di kuartal pertama ini premi yang dihimpun Perseroan baru Rp300 miliar.
Sepanjang kuartal pertama, pendapatan premi terbesar masih berasal dari asuransi kredit mikro KUR dan non KUR dengan porsi 50% dari total premi. Dari porsi 50% premi tersebut, sebesar 70%-nya merupakan asuransi kredit mikro KUR.
“Kita memang agak mirip dengan tahun-tahun lalu di awal tahun rendah, makin lama tinggi sama kaya di bank, karena di dunia jasa keuangan mengikuti pola di masyarakat,” tambahnya.
Dia mengatakan, meski KUR sudah tumbuh cukup kencang, namun premi dari program KUR turun. Dia mengakui, penjaminan KUR jauh lebih baik jika dibandingkan kredit-kredit program sebelum KUR seperti KUT dan KUK.
“Kinerja KUR dibandingkan program lain memang lebih bagus. Non Performance Guarantee- nya itu 5%, dibanding KUK-KUT itu 10%, karena fail factornya kecil makanya harusnya preminya turun,” kata Antonius. (*) Ria Martati