Jakarta – PT. Metrodata Electronics Tbk (Metrodata)menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 8 Juni 2016, di Jakarta. Diungkapkan, ditengah kondisi ekonomi yang diwarnai gejolak nilai tukar danmelemahnya daya beli Metrodata mampu membukukan penjualan sebesar Rp9,9 triliun, atau meningkat sebesar 17,95% dibandingkan periode 2014 yang sebesar Rp8,4 triliun.
Pencapaian ini menjadi suksesi bagi Metrodata yang tercatat mampu membukukan pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan industri TIK yang pada 2015 hanya tumbuh 7,5%. Apalagi, tahun lalu merupakan tahun yang penuh tantangan bagi aktivitas bisnis di tingkat global dan nasional. Adapun kondisi ekonomi tahun 2015 juga diwarnai dengan gejolak nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi 10,89% dan bahkan sempat menyentuh level Rp 14.700/USD. Daya beli masyarakat cenderung melemah, namun, di sisi lain, penurunan daya beli masyarakat berdampak terhadap tertahannya laju inflasi pada level 3,35%, di bawah target Pemerintah sebesar 4%.
Dari pencapaian penjualan tersebut, sebesar 77% dari pendapatan tersebut dikontribusikan oleh Unit Bisnis Distribusi. Sementara 21% berasal dari penjualan Unit Bisnis Solusi dan sisanya berasal dari Unit Bisnis lainnya.
Pada 2015 Unit Bisnis Distribusi melalui entitas anak PT Synnex Metrodata Indonesia, berhasil membukukan penjualan sebesar Rp7,8 triliun, meningkat sebesar 14,94% dibandingkan 2014. Hal ini didukung oleh penambahan jenis produk yang dijual, peningkatan pangsa pasar yang terus dilakukan dengan melebarkan jaringan usahanya dengan merambah ke pasar Indonesia Timur dengan membuka perwakilan di Makassar, Manado dan Nusa Tenggara, serta meningkatnya permintaan akan smartphone seiring semakin luasnya jangkauan jaringan telepon seluler dan internet ke daerah-daerah.
Sedangkan Unit Bisnis Solusi melalui entitas anak PT Mitra Integrasi Informatika, berhasil membukukan penjualan sebesar Rp2,1 triliun pada 2015, meningkat 22,66% dibandingkan 2014. Hal ini tak lepas dari upaya Perseroan untuk lebih menjangkau penjualan kepada sektor usaha kecil dan menengah, perluasan pasar melalui ekspansi ke area ritel dan perbankan terutama untuk solusi middleware dalam rangka menunjang otomasi jalur B2B, B2C dan electronic channel.
Kenaikan pendapatan juga diikuti peningkatan laba kotor sebesar Rp98,2 miliar atau 15,01% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 752,9 miliar di tahun 2015. Melalui upaya efisiensi pengendalian biaya, Perseroan berhasil mencapai laba bersih atas kepemilikan Entitas Induk sebesar Rp 226,6 miliar di tahun 2015, meningkat 27,46% dibandingkan 2014.
Pada kuartal I 2016, dunia bisnis masih terkena dampak perlambatan ekonomi global dan Nasional. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih dibawah perkiraan Pemerintah dan Bank Indonesia. Masih lesunya berbagai sektor industri di Indonesia menjadi salah sat penyebabnya. Kendati demikian, pada kuartal pertama 2016, Metrodata masih mampu membukukan penjualan sebesar Rp2,27 triliun, meningkat 3,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba kotor mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan penjualan yaitu sebesar 23,6% atau meningkat senilai Rp 34,7 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan margin laba kotor ini terutama dikontribusikan oleh Unit Bisnis Solusi dan divisi Komersial pada Unit Bisnis Distribusi.
Mengingat usaha Perseroan tidak terlepas dari transaksi mata uang asing dan terjadinya fluktuasi kurs akhir-akhir ini, maka Perseroan menanggung peningkatan kerugian kurs pada kuartal pertama 2016 . Hal ini menyebabkan Perseroan hanya mampu membukukan laba bersih senilai Rp 32,1 miliar atau menurun 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 34,5 miliar.(*)