Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Program Matching Fund Kedaireka Tahun 2023. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia, yang turut berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program tersebut.
Pada acara “Kick Off Pelaksanaan Matching Fund Sekolah Vokasi UGM 2023” yang digelar secara daring pada Rabu, 26 Juli 2023, terpilih 10 tim peneliti saling adu gagasan demi mendapatkan Hibah Matching Fund Tahun 2023.
Kesepuluh tim tersebut terpilih berdasarkan surat Keputusan Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada nomor 79/UNI.SV/KPT/2023 tanggal 18 Juli 2023, tentang Pelaksanaan Program Matching Fund di Lingkungan Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada.
Baca juga: Anies Baswedan Kritik Kurikulum Pendidikan RI yang Diotak-Atik Terus
Tim yang terpilih telah melalui proses seleksi berdasarkan proposal yang diajukan. Setelah lolos seleksi administrasi, mereka mengikuti pitching atau presentasi bersama dengan mitranya.
Pertama, ada Lava Himawan ST, MT dan tim dengan judul proposal Development of Lightweigt Architectural Element Based on 3DMP Technology for Nation Market. Adapun anggaran dari proyek tersebut adalah Rp175.945.000.
Kedua, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono dan tim dengan proposal Pengembangan Teaching Factory Rainwater Harvesting di Sekolah Vokasi UGM. Adapun anggaran protek tersebut sebesar Rp128.100.000.
Ketiga, ada Muhammad Sulaiman ST, MT, M.Eng dan tim dengan proposal Inovasi Teknologi dan Kelembagaan dalam Konservasi Sumber Daya Air Mendukung Konservasi Lahan dan Pariwisata di Desa Dieng dan Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Adapun anggaran dari proyek tersebut adalah Rp399.967.000.
Tim selanjutnya adalah Dr. sc.tech Adhy Kurniawan, S.T dengan proposal Pengembangan Smart Home System Bidang Sumber Daya Air Tahap Hilirisasi Produk untuk Mendukung Super Smart Society Indonesia Emas 2045. Adapun anggarannya mencapai Rp121.460.000.
Ada juga Dr. Romanys Yoseph SE, M.Si dan tim dengan proposal Pengembangan Markethub SIBAKUL menjadi BELA SIBAKUL, Toko Daring Belanja Langsung Daerah Sesuai Perpres 12/2021 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Total anggarannya mencapai Rp412.800.000.
Selanjutnya, ada Raden Roro MBA, Ph.D dan tim dengan proposal Pemanfaatan Digital Marketing untuk Pemasaran Produk Makanan Olahan Snack Rajungan Halal “CR7 Eat”. Sedangkan anggarannya mencapai Rp357.233.000.
Tim keenam adalah Hanif Il,awam S.T, M.Eng dan tim dengan proposal Efisiensi Tata Kelola Pemerintahan Kelurahan Melalui Penyusunan Regulasi dan Perencanaan Spasial di Kelurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulonprogo. Adapun anggaran dari proyek ini adalah Rp56.150.000.
Sedangkan tim ketujuh adalah Like Indrawati, S.Si, M.Sc dan tim dengan proposal Paripurna (Pemodifikasian Kamera pada Instalasi Pesawat UDara Nir Awak: Penyusunan Ligth Metric Camera Khusus Fotografi untuk Pesawat Udara Nir Awak. Adapun anggaran dari proyek ini sebesar Rp396.576.000.
Selanjutnya, Muhammad Sidiq Wicaksono, SE, M.Sc, C.H.E dan tim dengan proposal Perencanaan Paket Wisata Menoreh Cultural Trail sebagai Upaya Diversifikasi Produk Wisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur. Adapun anggaran dari proyek ini adalah Rp167.888.800.
Dan terakhir, Radhian Krisnaputra S.T, M.Eng dan tim dengan proposal Pembuatan Traktor Listrik sebagai Implementasi Green Technology untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan. Adapun anggarannya mencapai Rp300.729.000.
Kesepuluh tim peneliti memaparkan dengan rinci gagasan proposalnya dalam acara “Kick Off Pelaksanaan Matching Fund Sekolah Vokasi UGM 2023”.
Sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Dr. Supriyadi, M.Sc mengatakan, ada dua kunci utama untuk bisa memenangkan proposal agar disetujui. Pertama, usulan inovasinya bisa menarik bagi dunia usaha dan industri sehingga mereka siap untuk bekerja sama dan memberikan pendanaan untuk pengembangannya.
Baca juga: Optimalkan Kolaborasi, Bank Mandiri Tangkap Potensi Ekosistem Pendidikan
Kemudian yang kedua, usulan kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam proposal mengarah kepada peningkatan capaian indikator kinerja utama universitas yang menyasar pada 8 indikator kinerja utama.
“Kalau dua ini terpenuhi mudah-mudahan berbagai kegiatan proposal yang kita siapkan kemudian mendapatkan partner dari dunia usaha dan dunia industri sebagai jembatan untuk membawa ide-ide, inovasi yang sudah disiapkan ke dalam dunia industri atau dunia usaha, dan yang diharapkan tentunya akan berkembang di masa berikutnya,” imbuhnya.
Sekadar informasi, Matching Fund merupakan bentuk nyata dukungan untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Perguruan Tinggi (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.
Program ini memberikan dukungan dana padanan bagi inovasi dari Perguruan Tinggi (insan dikti) untuk terbentuknya kolaborasi dengan industri (DUDI). (*)