Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (Mandiri) pada tahun 2019 mengaku akan mencari pendanaan nonkonvensional yakni dengan penerbitan surat utang, baik dengan mata uang rupiah maupun redenominasi dollar.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan setelah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri. Dirinya pun menyebut, pihaknya akan menerbitkan surat utang hingga Rp40 triliun.
“Jadi kombinasi dari dua yang tadi Rp10 triliun di rupiah , dan US$ 2 miliar maksimum di US dolar. Jadi total kurang lebih jadi hampir Rp40 triliun untuk 2019,” jelas Panji di Jakarta, Senin 7 Januari 2019.
Baca juga: Mandiri Dorong BSM dan MTF Melantai di Bursa
Panji menjelasan, rencana tersebut sudah dimasukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2019. Nantinya surat utang redenominasi dolar berkisar US$ 0,1 miliar dolar hingga US$ 2 miliar.
Sementara untuk pendanaan dalam mata uang rupiah, Mandiri akan berencana menerbitkan surat utang seperti negotiable certificate deposit (NCD), atau pun REPO senilai hampir Rp10 triliun.
Melalui langkah tersebut Panji berharap, dapat meningkatkan angka DPK dan dapat menjaga likuiditas perbankan ditengah tren pengetatan likuditas.(*)