Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah menyalurkan kredit di sepanjang 2017 sebesar Rp198,99 triliun atau mengalami pertumbuhan mencapai 21,01 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp164,44 triliun.
Menurut Direktur Utama BTN Maryono, pertumbuhan kredit tersebut tercatat berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Dimana berdasarkan data Bank Indonesia per Desember 2017, kredit perbankan nasional hanya tumbuh di level 8,2 persen (yoy).
Direktur Utama Bank BTN Maryono menjelaskan, kredit perumahan masih mendominasi komposisi pinjaman Bank BTN sepanjang 2017 atau mencapai 90,07 persen dari total pinjaman yang disalurkan perseroan. Kredit perumahan yang disalurkan perseroan juga naik 21,14 persen (yoy) dari Rp147,94 triliun menjadi Rp179,22 triliun di 2017.
Di segmen kredit perumahan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tercatat naik sebesar 23,26 persen yoy dari Rp117,3 triliun pada triwulan akhir 2016 menjadi Rp144,58 triliun di periode yang sama tahun berikutnya. Kenaikan tersebut juga terpantau berada di atas rata-rata industri perbankan.
Bank Indonesia juga mencatat, hingga akhir 2017, pertumbuhan KPR dan KPA industri perbankan nasional hanya sebesar 11,4 persen yoy. Dengan penyaluran tersebut, Bank BTN juga tercatat masih menguasai pasar KPR di Indonesia dengan pangsa sebesar 36,3 persen.
“Di segmen KPR Subsidi, Bank BTN menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 95,42 persen,” ujarnya di Jakarta, Selasa, 13 Februari 2018.
Maryono memaparkan, KPR Subsidi mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 32,45 persen yoy dari Rp56,83 triliun menjadi Rp75,27 triliun pada Desember 2017. KPR Non-Subsidi pun tercatat naik 14,62 persen yoy menjadi Rp69,3 triliun pada akhir 2017 dari Rp60,46 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, kredit konstruksi Bank BTN juga naik 18,98 persen yoy dari Rp21,92 triliun menjadi Rp26,08 triliun pada akhir 2017. Lalu, kredit perumahan lainnya tercatat senilai Rp8,56 triliun pada Desember 2017. Kredit non-perumahan di emiten bersandi saham BBTN ini juga terpantau naik sebesar 19,78 persen yoy dari Rp16,49 triliun menjadi Rp19,76 triliun di 2017m
“Kenaikan ini ditopang peningkatan kredit konsumer sebesar 1,59 persen yoy menjadi Rp4,81 triliun dan kredit komersial sebesar 27,12 persen yoy menjadi Rp14,95 triliun pada akhir 2017,” ucapnya.
Laju positif penyaluran kredit tersebut juga diikuti dengan perbaikan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) nett Bank BTN pada Desember 2017 berada di level 1,66 persen atau membaik dari 1,85 persen pada bulan yang sama tahun sebelumnya. NPL gross perseroan pun tercatat hanya sebesar 2,66 persen per Desember 2017 atau turun dari 2,84 persen di Desember 2016.
Penyaluran kredit juga turut meningkatkan aset Bank BTN sebesar 22,04 persen yoy dari Rp214,16 triliun menjadi Rp261,36 triliun pada akhir 2017. “Aset BTN saat ini telah mencapai Rp261,36 triliun dan sebentar lagi kami optimistis target bank terbesar ke-5 berdasarkan aset akan terpenuhi,” tutup Maryono. (*)