Ini Tantangan DK-OJK Selanjutnya di Mata Perbanas
Page 3

Ini Tantangan DK-OJK Selanjutnya di Mata Perbanas

Dia berpandangan, industri asuransi dan multifinance saat ini memiliki tantangan yang cukup berat. Selain adanya ketidakpastian global, tantangan di industri keuangan nonbank ini juga bersumber dari adanya persaingan yang ketat, khususnya industri asuransi dan multifinance asing yang hadir di Indonesia membuat industri asuransi dan multifnance dalam negeri harus mampu bersaing dan berinovasi pada produknya.

“Tantangan ini ada aspek global persaingan dan juga lokal pricing. Jadi pengawasan dan pengaturan serta persaingan usaha jadi tantangan, tidak hanya tumbuh tapi juga harus stabil,” paparnya.

Dalam lima tahun terakhir sejak krisis 1998, kata dia, bank sudah mengalami penguatan signifikan dari segi kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) meski profitabilitas turun namun masih cukup stabil. Melihat hal ini, OJK diharapkan dapat mendorong perbankan nasional menjadi pemain di level regional. Terlebih, dengan adanya Qualified Asean Banking (QAB) perbankan nasional dapat berekspansi di negara-negara Asean.

“OJK harus dapat mendorong pemain nasional bisa menjadi pemain di level regional. komisioner OJK nanti hubungan dengan regulator di Asia tenggara memastika sektor keuangan tumbuh di level regional. di perbankan definisi QAB, jadi 5 sampai 10 tahun ke depan ada institusi keuangan Indonesia jadi pemain unggul di ASEAN,” tutupnya. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News