Jakarta–Peran smartphone bagi generasi mudah semakin dibutuhkan. Berdasarkan survey yang dilakukan Microsoft pada September 2015 dengan melibatkan 1.200 responden generasi muda Asia berusia 25 tahun, smartphone diharapkan dapat menggantikan Personal Computer (PC).
Berdasarkan survey tersebut, sekitar 96% generasi mudah telah memiliki smartphone, dan 52% yang memiliki PC, sementara 22% menganggap smartphone merupakan wujud apresiasi terhadap diri sendiri.
Survey memunculkan dua kriteria utama anak muda dalam memilih smartphone, yakni fitur dan reputasi brand. Sekitar 48% menyebut ruang peyimpanan tanpa batas dalam cloud sebagai kriteria memilih smartphone, sementara 38% memilih layar sentuh.
Dari survey tersebut juga terdapat 3 kesimpulan. Pertama, sebanyak 3/4 setuju bahwa teknologi pemindaian iris akan populer dalam tiga tahun kedepan. Kedua, sebanyak 87% generasi mudah merupakan pengambil keputusa untuk smartphone mereka sendiri. Dan ketiga, kurangnya privasi dan sistem kemanan merupakan masalah utama. Hampir 2/3 bersedia membayar lebih untuk menyelesaikan masalah keamanan ini.
Para generasi muda ini juga memiliki keyakinan yang kuat bahwa teknologi dapat menyelesaikan masalah seperti rendahnya kemampuan membaca, kemiskinan, dan penyakit, sehingga dapat menciptakan dunia yang lebih baik.
Survey juga menyebut ada tiga preferensi utama perangkat personal pada 2020 mendatang. Sebanyak 21% menyebut kemampuan berpikir antarmuka komputer, 21% menyebut orang terpelajar tanpa bantuan translasi, dan 2015 menyebut asisten personal virtual. (*)