Harga Wajar Saham PPRO Diprediksi Rp260/Lembar

Harga Wajar Saham PPRO Diprediksi Rp260/Lembar

Jakarta – Analis NH Korindo, Faozan Hadi mengungkapkan nilai wajar harga saham PT PP Properti Tbk (PPRO) mencapai Rp260 per unit, atau lebih tinggi sekitar 32% dibandingkan sebesar Rp186 per unit harga pasar saat ini. Hal tersebut dikemukakan oleh Faozan dalam laporan riset yang ia buat pada tanggal 6 Desember 2017 lalu.

Menurut Faozan, berdasarkan laporan riset NH Korindo tersebut, pihaknya merekomendasikan buy saham PPRO. Adapun harga wajar itu dihitung menggunakan metode forward P/B sebesar 6,4x (rata-rata 1 tahun terakhir). Target harga ini mengimplikasikan P/B 2018E sebesar 7,0x.

“Saat ini, PPRO diperdagangkan pada P/B 2017E sebesar 6,2x,” ujarnya di Jakarta, Senin, 11 Desember 2017.

Faozan mengatakan, ada beberapa katalis utama yang menjadi pendorong kinerja anak usaha PT PP Persero Tbk (PTPP) tersebut. Lokasi proyek yang prospektif misalnya, itu mampu menopang pertumbuhan laba bersih PPRO. Lihat saja, pada kuartal III 2017, PPRO berhasil mencatatkan net profit sebesar Rp125 miliar, meningkat sekitar 21,0%  secara year on year. Adapun net margin laba bersih Perseroan tercatat sebesar 17% per September 2017.

“Net profit ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan realisasi net profit pada periode-periode sebelumnya. Peningkatan laba bersih ini disebabkan oleh lokasi prospektif yakni di Bekasi, Surabaya, Depok, Semarang, dan Malang, yang nilainya terus ditingkatkan oleh pengembangan terencana oleh PPRO,” jelas Faozan.

Kelas menengah yang menjadi target PPRO, lanjut dia, merupakan basis konsumen yang kuat.

Selama periode Januari-September 2017, PPRO berhasil mencatat pertumbuhan marketing sales sebesar 87% year on year menjadi Rp840 miliar. Pencapaian marketing sales ini melanjutkan kinerja yang cukup baik sejak kuartal II 2017.

“Kami melihat bahwa konsistensi marketing sales didukung oleh hasil yang cukup baik pada produk apartemen yang memiliki lokasi prospektif bagi kelas menengah,” paparnya.

Faozan menilai, diversifikasi PPRO ke proyek apartemen mahasiswa merupakan langkah yang tepat. Pasalnya, konsistensi pertumbuhan marketing sales akan ditopang oleh peluncuran apartemen-apartemen baru yang dibangun di atas lahan dengan luas total mencapai 200 hektar.

PPRO juga mendapatkan potensi pertumbuhan baru dari proyek-proyek pembangunan hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD).

Sebagai salah satu anak perusahaan BUMN, PPRO memiliki pipeline mengembangkan proyek TOD antara lain di kawasan Stasiun Juanda. “Kombinasi dari proyek apartemen yang sudah ada dan rencana diversifikasi akan menopang keberlanjutan pertumbuhan kinerja PPRO,” katanya.

Analis memprediksi pendapatan PPRO di tahun 2018 akan meningkat sekitar 34% menjadi Rp3,261 triliun. Adapun laba Perseroan diproyeksikan tumbuh  40% menjadi sebesar Rp566 miliar pada 2018. Sedangkan ROE PPRO diperkirakan akan terus naik dari 10,3% di tahun ini menjadi 11% pada 2018 dan 13,3% di tahun 2019.

Sementara itu, Taufik Hidayat, Direktur Utama PPRO mengemukakan, pihaknya optimistis mampu mengukir kinerja yang lebih baik di tahun 2018. “Kami ekspektasi performance yang lebih baik di tahun 2018 dengan masa ‘harvest’ atau panen hasil-hasil kinerja yang baik,” tukasnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News