Digitalisasi bukan hal yang mudah diterapkan di asuransi. Dalam empat tahun terakhir, Asuransi Astra sukses menjadi asuransi paling digital.
Jakarta – Era digitalisasi telah menggeser cara berbisnis di semua sektor. Cara-cara lama dalam pelayanan maupun pemasaran perlahan mulai ditinggalkan, dan berganti dengan cara digital. Perkembangan pesat transportasi online, dan marketplace adalah bukti dari kesuksesan pemanfaatan digitalisasi dalam berbisnis.
Bercermin dari sana, Asuransi Astra memutuskan untuk melakukan digitalisasi di sejumlah layanannya. Digital journey di Asuransi Astra telah dimulai sejak 2014 silam, ketika masih dibawah kepimpinan Santosa sebagai CEO. Fokus anak usaha grup Astra International ini dalam mengembangkan digitalisasi adalah pada layanan. “Ini bersifat service excellent” ungkap Gunawan Salim, Chief Marketing Officer-Retail Business Asuransi Astra, saat disambangi Infobank di kantornya beberapa waktu lalu.
Langkah awal digitalisasi Asuransi Astra dimulai dengan menciptakan aplikasi otosales dan otosurvey. otosales merupakan aplikasi di handphone yang memudahkan cara kerja Account Officer (AO) dari aplikasi hingga langsung terbit polis. Sementara otosurvey merupakan aplikasi agar survey menjadi lebih cepat, hingga penerbitan SPK.
“otosales dan otosurvey mampu memotong proses yang sekian lama menjadi dalam hitungan menit saja. Customer pun senang, keluar dari dealer, mobilnya langsung sudah ter-cover asuransi. Sementara pada proses survey, proses penerbitan SPK lebih cepat” terang Gunawan yang akrab disapa Gun ini.
Tak puas dengan dua aplikasi internal, Asuransi Astra yang kini dinahkodai oleh Rudi Chen ini mulai merancang digitalisasi untuk customer, sehingga terbitlah hr-akses dan cr-akses. hr-akses dirancang untuk membantu HR perusahaan untuk mengetahui data karyawan yang sakit. Sementara, cr-akses adalah aplikasi yang diperuntukkan bisnis commercial yang membantu customer commercial untuk mengetahui tahapan proses pengajuan klaim yang diajukan.
Digital journey Asuransi Astra pun berlanjut. Pada 2015 sasaran digitalisasi diperuntukkan kepada customer Garda Oto. Sementara di 2016, dikembangkan aplikasi medcare untuk peserta Garda Medika. Otocare dengan tagline “Peace of Mind on Your Pocket” memiliki 9 menu yang tidak hanya bisa dipakai oleh pelanggan Garda Oto, tetapi juga oleh umum. Menu tersebut diantaranya, menu untuk memonitor perpanjangan SIM dan STNK, memonitor perpanjangan polis asuransi, menghitung konsumsi BBM kendaraan, hingga informasi polisi dan lokasi POM bensin terdekat.
Hingga saat ini, jumlah pen-dowload aplikasi otocare sudah mencapai lebih dari 80 ribu pen-download. Sementara untuk medcare, jumlahnya sudah mencapai sekitar 40 ribu pen-download.
Puas dengan hasil pengembangan digitalnya, Asuransi Astra yang memiliki divisi khusus bernama Digital Channel ini membuat terobosan berani dengan meluncurkan Garda Mobile. Garda mobile ini menyatukan berbagai layanan yang sebelumnya ada, yakni hr-akses, cr-akses, otocare, dan medcare. Peluncuran ini menandai Asuransi Astra menjadi asuransi yang paling digital di Indonesia. “Terakhir kita luncurkan Garda Oto digital, yaitu e-commerce. Disana, mulai dari beli polis, service, hingga monitoring proses klaim, informasinya bisa didapat dengan mudah” tutur Gun.
Langkah digitalisasi yang dilakukan Asuransi Astra ini bukan tanpa hambatan. Gunawan menyebut, ada tiga tantangan dalam pengembangan digital. Satu, meningkatkan kesadarang orang ber-asuransi, kedua mendorong orang menggunakan digital, dan tiga, meyakinkan internal bahwa arahnya kedepan akan digital. “Saat ini mungkin yang lain masih fokus mengajak orang berasuransi, tetapi kami, dua langkah didepan, yakni mengajak orang berasuransi dan mengajak orang memanfaatkan digitalisasi di asuransi” ungkap Gun. Kendati demikian, Gunawan mengakui bahwa masyarakat saat ini masih pada masa transisi. Karenanya, Asuransi Astra belum sampai meninggalkan pelayanan yang bersifat konvensional. (*)