Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) berencana akan menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term note (MTN) dengan nilai melebihi Rp1 triliun.
Menurut Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan, hasil aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk menjaga kecukupan likuiditas dan pembiayaan kembali sebagai sumber pendanaan yang telah diambil (refinancing).
“MTN sekitar Rp1 triliun diatas sedikit. Ini untuk jaga-jaga likuiditas saja, dan refinancing. ” ujar Irfan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 15 September 2016.
Namun demikian, kata dia, pihaknya belum bisa menyebutkan kapan penerbitan (MTN) dengan nilai melebihi Rp1 triliun tersebut akan dilakukan. Kendati begitu, sebelumnya Bank BJB berencana untuk mengeluarkan MTN di semester II tahun ini.
Menurutnya, penerbitan MTN akan tergantung pada limpahan dana repatriasi dan tebusan amnesti pajak yang akan diterima BJB. Bahkan jika dana amnesti pajak memenuhi kebutuhan likuiditas BJB, tidak menutup kemungkinan penerbitan MTN dapat ditunda.
Akan tetapi, penerbitan MTN tersebut sudah dicantumkan dalam rencana bisnis bank (RBB) perseroan di tahun ini. “Kami akan lihat dahulu, kalo banyak dana sebagai bank ‘gateway’ (amnesti pajak) ya tidak usahkan,” paparnya.
Meski perseroan bersiap untuk menerbitkan MTN, namun, pihaknya mengklaim hingga semester I 2016 kondisi likuiditas BJB masih memadai. Saat ini kondisi rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) BJB per Agustus 2016 sekitar 80%.
Selain MTN, kata dia, Bank BJB juga berencana menerbitkan obligasi. Kendati begitu, perseroan masih merahasiakan kapan penerbitan obligasi tersebut akan dilakukan. “Belum, kami masih lihat-lihat, kondisi pasar seperti apa,” tutupnya. (*)