Wujudkan Indonesia Bebas Katarak, BCA Salurkan Donasi Ke SPBK Perdami

Wujudkan Indonesia Bebas Katarak, BCA Salurkan Donasi Ke SPBK Perdami

Jakarta – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui program Bakti BCA kembali mewujudkan komitmen dan tanggung jawab sosialnya dalam memberikan nilai tambah kepada masyarakat melalui pemberian donasi kepada Seksi Penanggulangan Buta Katarak Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (SPBK Perdami).

President Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyerahkan secara simbolis donasi 1 buah Phacoemulsification Cataract Machine Intuitiv AMO dan 3 set alat pendukung operasi katarak senilai Rp659,5 juta kepada Ketua Perdami DKI Jakarta Dr. Elvioza SpM (K) disaksikan oleh Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge Setiawati, Sekretaris l Perdami DKI Jakarta Dr. Rita Polana SpM dan Ketua SPBK Perdami DKI Jakarta Dr. Syska SpM (K) di Menara BCA Jakarta. Donasi tersebut akan digunakan SPBK Perdami DKI Jakarta untuk membantu operasi katarak gratis di DKI Jakarta.

Jahja menyampaikan, sebelumnya BCA juga telah menyumbang 2 buah mikroskop senilai Rp500 juta pada tahun 2016, 13 alat bantu operasi dan 2 alat biometri senilai Rp450,45 juta pada tahun 2015, serta 1 buah mikroskop senilai Rp385 juta pada tahun 2014.

”Dukungan-dukungan tersebut merupakan komitmen BCA untuk selalu senantiasa di sisi masyarakat, tidak hanya di sektor keuangan, tapi memalui kegiatan Bakti BCA, dapat senantiasa di sisi masyarakat khususnya dalam bidang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,” kata Jahja di Menara BCA, Jakarta, Senin 13 November 2017.

Sebagai informasi, mengutip jurnal Oftalmologi Indonesia vol. 7 No. 4 Desember 2010 menyatakan, data WHO menyebutkan 314 juta orang tersebar di seluruh dunia menderita gangguan penglihatan dan 45 juta diantaranya mengalami kebutaan.

“Kami di Perdami, banyak ucapkan terimakasih atas alat yang telah disumbangkan. Dimana untuk mengatasi katarak kita butuh uluran kerjasama dari semua pihak, dari masyarakat, swasta dan media,” ungkap Ketua Perdami DKI Jakarta Dr. Elvioza SpM (K)

Sedangkan menurut informasi resmi dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (www.depkes.go.id) menyebutkan bahwa hasil survei menggunakan metode Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang baru dilakukan di 3 provinsi (NTB, Jabar dan Sulsel) tahun 2013-2014 didapatkan prevalensi kebutaan pada masyarakat usia diatas 50 tahun rata-rata di 3 provinsi tersebut adalah 3,2 % dengan penyebab utama adalah katarak (71%).

Diperkirakan, setiap tahun kasus baru buta katarak akan selalu bertambah sebesar 0,1% dari jumlah penduduk atau kira-kira 250.000 orang/tahun. Sementara itu kemampuan untuk melakukan operasi katarak setiap tahun diperkirakan baru mencapai 180.000/tahun sehingga setiap tahun selalu bertambah backlog katarak sebesar lebih kurang 70.000. Jika tidak segera mengatasi backlog katarak ini maka angka kebutaan di lndonesia semakin lama akan semakin tinggi.

“Berdasarkan data-data tersebut, kita bersama menyadari bahwa buta katarak masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan diantaranya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mata masih terbatas terutama di daerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dan SDM kesehatan yang memadai termasuk keberadaan dokter spesialis mata. Untuk itu diperlukan berbagai inisiatif dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta,” terang Jahja.

Jahja menambahkan, dukungan bagi SPBK Perdami cabang DKl Jakarta ini diharapkan dapat memberi dampak yang besar terhadap upaya penurunan kebutaan dan menjadi manfaat bagi masyarakat yang mendapatkan pengobatan dan penanganan yang tepat dari para dokter spesialis mata dari Perdami.

“Kita harapkan bersama dengan dukungan ini, setidaknya dapat memberikan dampak yang positif terhadap upaya penurunan kebutaan di lndonesia,” tutup Jahja.(*)

Related Posts

News Update

Top News