Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P. Joewono memperingatkan adanya risiko penurunan produksi beras pada semester II-2024.
“Kita patut waspada meski panen raya di semester II-2024, terdapat hal penting yang dilihat yakni risiko menurunnya produksi beras,” kata Doni, dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Agustus 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.
Ia mengatakan, penurunan produksi beras menjadi perhatian serius pemerintah mengingat potensi dampaknya terhadap inflasi harga beras itu sendiri.
Untuk mengatasi hal tersebut kata dia, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) telah mengeluarkan pelbagai jurus ampuh.
“Beberapa kementerian berkomitmen dalam melakukan percepatan penerbitan di seluruh daerah yakni Perda Perlindungan Lahan Pertanian supaya produksinya tidak turun terus,” jelasnya.
Selain itu, mempercepat peningkatan produktivitas bibit unggul dengan penerapan intensitas pertanaman (IP 300) yang lebih menguntungkan bagi petani.
“Jadi, nanam padi tidak melulu di lahan biasa, tapi juga bisa di lahan rawa yang bisa dimanfaatkan oleh petani, untuk lahan pertanian,” bebernya.
Terakhir, pihaknya berkeinginan untuk membuat ekosistem pangan yang lebih bagus dengan mendorong semua petani memiliki neraca pangan.
“Jadi, nanti ada kerja sama antar daerah yang akan kita bikin ekosistemnya. Jadi kita terus menjaga harga beras tidak naik dan tingkat produksinya tidak turun,” pungkasnya. (*)
Editor : Galih Pratama