Nasional

Waspada! Narkotika Fentanil Sudah Masuk ke RI, Efeknya Bikin Ngeri

Jakarta – Fentanil, menjadi salah satu jenis narkotika yang paling mematikan di dunia. Hal ini lantaran bisa menjadi penyebab kematian akibat overdosis. Fentanil sendiri memiliki efek mengerikan apabila dicampur xylazine sehingga disebut sebagai narkoba zombie. 

Di Amerika, fentanil menjadi momok menakutkan. Pasalnya, obat pereda nyeri itu menjadi penyebab krisis di AS. Pihak Gedung Putih pun sampai turun tangan memerangi memerangi peredaran obat tersebut yang dikendalikan kartel dari Meksiko. 

Celakanya, fentanil sudah terdeteksi masuk ke Indonesia. Badan Narkotika Nasional (BNN) bahkan telah melakukan rehabilitasi kepada penggunanya. Kendati begitu, pihaknya tidak merinci korban fentanil tersebut.

“BNN antisipasi saat ini sama seperti yang terjadi di Amerika Serikat, yaitu fentanil. Sudah ada direhab di BNN,” kata Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose, dikutip Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Peran Penting Keluarga dan Masyarakat dalam Pemulihan Pengguna Narkoba

Ia menjelaskan, narkoba fentanil yang ditemukan di Tanah Air tidak sama seperti yang ada di Amerika Serikat. Pasalnya, methamphetamin dari jenis narkoba fentanil itu dibuat di Myanmar dan masuk ke Indonesia melalui penyalahgunaan lewat industri farmasi.

“Methamphetamin yang di Myamar. Ini masih penyalahgunaan yang dibawa keluar melalui farmasi dan kita mulai monitor dan ini kita jaga,” pungkasnya. 

Efek Mengerikan Fentanil

Kasus kematian akibat overdosis fentanil di Amerika Serikat terjadi peningkatan tiga kali lipat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan, ada 107.735 warga AS meninggal antara Agustus 2021 dan Agustus 2022 akibat keracunan obat, dengan 66 persen kematian tersebut melibatkan opioid sintetik seperti fentanil.

Badan Penegakan Narkoba (DEA) Amerika Serikat pun memperingatkan masyarakat tentang peningkatan tajam perdagangan fentanil yang dicampur dengan xylazine. Dikenal juga sebagai ‘Tranq’, xylazine merupakan obat penenang yang kuat yang telah disetujui FDA AS untuk penggunaan hewan. 

Xylazine menjadi ancaman obat paling mematikan yang pernah dihadapi negara kita. Fentanil, bahkan lebih mematikan,” kata Kepala DEA Anne Milgram, mengutip situs resmi DEA. 

Baca juga: Phapros Cetak Pertumbuhan Penjualan 14,9 Persen, Dua Produk Obat Ini Penopangnya

Pihaknya sendiri telah menyita campuran xylazine dan fentanil di 48 dari 50 negara bagian. Sistem Laboratorium DEA melaporkan bahwa pada tahun 2022 sekitar 23 persen bubuk fentanil dan 7 persen pil fentanil yang disita oleh DEA mengandung xylazine.

Campuran obat xylazine dan fentanil menyebabkan penggunanya tingkat risiko lebih tinggi menderita keracunan obat yang fatal. Orang yang menyuntikkan campuran obat yang mengandung xylazine bisa mengalami luka parah, termasuk nekrosis atau pembusukan jaringan manusia yang dapat menyebabkan amputasi. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

2 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

16 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

17 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

17 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

18 hours ago

Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More

18 hours ago