Jakarta – Ekonom Senior Raden Pardede mengungkapkan, Indonesia memiliki peluang besar mencapai cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Namun begitu, sebelum menuju ke arah sana, Indonesia terlebih dahulu akan diuji dengan pelbagai tantangan seperti ‘angin musiman’ dan ‘badai’.
Ia mengibaratkan, Indonesia ibarat sebuah kapal menuju samudera yang luas dengan destinasi tujuan Indonesia Emas 2045.
“Niscaya kita akan menghadapi angin musiman yang dampaknya tidak terlalu besar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan kita akan menghadapi badai,” katanya, dalam Mid Year Banking & Economic Outlook 2024, Selasa, 2 Juli 2024.
Baca juga: Gawat! Gara-Gara Ini, Target Indonesia Emas 2045 Terancam Gagal
Menurutnya, angin musiman yang dimaksud adalah siklus komoditas yang dialami Indonesia saat ini yang secara kebetulan tengah melemah.
“Selain itu, di kuartal II juga ada musim haji yang mengakibatkan kita keluar dari capital out flow dan pembayaran dividen bulan Mei Juni 2024. Jadi, itu berpengaruh juga kepada Indonesia,” tambahnya.
Termasuk juga inflasi akan mulai turun. Ia memprediksi, siklus di semester II ini tidak akan ada lagi aliran keluar haji dalam jumlah besar.
Baca juga: Menkominfo Dukung Ajaib Wujudkan Indonesia Emas 2045 Lewat Teknologi
“Termasuk tidak ada lagi di kuartal III pembayaran dividen. Jadi meskinya di siklus itu akan berkurang,” terangnya.
Meski begitu, dirinya mengingatkan bahwa masalah ketidakpastian ekonomi global dan distrupsi akan menghantui Indonesia. Termasuk, berkaitan dengan akumulasi utang dunia saat serangan Covid-19.
“Memang keliatan akan mulai membayar cicilan utang tahun ini cukup besar. Ini menjadi salah satu badai besar kalau tidak di kelola dengan besar,” tegasnya.
Di lain sisi, seperti sebuah kapal yang hendak berlayar di lautan menuju tujuan akhirnya, maka dibutukan kerja sama antara peran nahkoda, awak dan penumpang kapal.
“Dengan nahkoda kapal yang baru terpilih (Prabowo-Gibran), maka awaknya harus dari kalangan professional. Terpenting, awak penumpangnya harus tertib. Kalau semuanya ke kiri, maka akan oleng maka kita harus tertib. Itulah yang mungki membawa kita ke tujuan akhir. Saya optimis,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama