Jakarta- Potensi wakaf di Indonesia masih sangat besar. Salah satu jenis wakaf yang masih belum tergarap maksimal adalah wakaf uang. Wakil ketua Badan Wakaf Indonesia Imam Teguh Saptono menyatakan metric potensi Wakaf uang di Indonesia mencapai Rp77 triliun per tahun.
“Masyarakat Indonesia menengah ke atas yang berjumlah 116 juta yang berpotensi digali wakaf uangnya. dari 116 juta ini, dikurangi 23 persen masyarakat yang apatis, sisanya dengan jumlah rata-rata 10 dolar per hari dikalikan 2,5 persen untuk wakaf, maka akan ketemu angka Rp77 triliun per tahun.” Papar Imam ocus Group Discussion Wakaf Linked Sukuk di BNI Syariah Jakarta, Kamis (4/10).
Selain itu, potensi wakaf wakaf yang besar terdapat dalam CSR dari perusahaan. Menurut Imam, banyak CSR perusahaan apabila dimasukan ke dalam aset wakaf akan lebih sustain dibandingkan program CSR yang ada sekarang.
“Asumsi dari menteri sosial menyebutkan seluruh CSR (Corporate Social Responsibility) untuk tahun 2018 perkiraannya Rp12 triliun. Sementara Rini mengatakan CSR BUMN Rp3 triliun. Total Rp12 triliun. Kita tergetkan 10 persennya kita arahkan untuk wakaf produktif, maka akan ketemu angka Rp1,2 triliun ini yang berpotensi untuk pengembangan aset-aset wakaf” ujarnya.
Meski demikian menurut Imam, Perkembangan wakaf di Indonesia terkendala dengan literasi masyarakat mengenai wakaf yang masih sangat minim. Misalnya, sejak wakaf uang pertama kali dicetuskan di tahun 2010, dana yang terhimpun baru sekitar Rp199 milyar.
“Wakaf sejauh ini dipahami sederhana seperti dengan wakaf tanah, masjid, kuburan, atau madrasah. Padahal potensi wakaf luar biasa kalau dibuka simpul-simpulnya. Waktunya sekarang kita gaungkan lagi wakaf,” ujarnya.
Oleh karena itu, pada 14 Oktober mendatang akan diluncurkan waqaf linked sukuk. Waqaf uang ini nantinya akan dikelola BWI selaku nazir dengan beberapa mitra nazir seperti Dompet Dhuafa, Global Wakaf, dan Rumah Waqaf.
Wakaf linked sukuk adalah wakaf uang berjangka 5 tahun pada sukuk Negara untuk pengelolaan wakaf secara produktif yang aman karena dijamin Negara. Dana beserta imbal hasil SBSN ini ditujukan untuk digunakan sebagai dana sosial seperti pembangunan kembali kawasan terkena bencana seperti Lombok dan Palu.
Nanda Putra Setiawan berharap Ini menjadi program awal untuk sosialisasi terkait edukasi wakaf, harapannya program ini bisa dilaunching kemudian masyarakat banyak yang teredukasi terkait dengan wakaf.
“Target kita untuk penerbitan seri SW001 ini adalah Rp 25 miliar, bisa juga lebih, Target pasar kita adalah investor yang paham pasar syariah dengan minimal pembelian Rp 1 jutaan. Kuponnya disamakan dengan sukuk syariah antara 7,75-8%,” paparnya.
Agen penjual waqaf linked sukuk ini adalah BNI Syariah dan Bank Muamalat, serta para mitra nazir. (Dicky F Maulana)