Perbankan

Wajib Tahu! Ini 5 Cara Berkomunikasi Profesional di Industri Keuangan

Jakarta – Di zaman keterbukaan informasi saat ini, ilmu komunikasi yang mumpuni menjadi kunci dalam menangkal berbagai isu negatif yang merugikan. Tak terkecuali dalam mengelola sebuah bisnis, salah satunya bagi lembaga keuangan.

Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Priyanto Budi Nugroho mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi ‘profesional’ di industri keuangan.

Pertama kata dia, tujuan komunikasi publik pada saat masa krisis, yaitu memberikan kepercayaan sehingga mencegah kepanikan dan ketidakpercayaan pada sistem keuangan.

Baca juga: Strategi Komunikasi jadi Hal Penting Redam Krisis di Industri Perbankan

“Sehingga tujuan dari komunikasinya harus diatur dulu oleh otoritas. Jika masih ada yang belum jelas,, maka perlu direnungkan dulu,” ujar Priyanto pada acara talkshow berjudul ‘How to Manage Crisis Communication in Banking Industry’, Selasa, 12 September 2023.

Kedua, yakni menetapkan apa yang ingin dikomunikasikan terhadap pihak yang terdampak serta tindakan untuk mengatasinya. Di sini, penyampaian kabar buruk bagi pihak yang terdampak negatif dilakukan secara jelas dengan Bahasa yang sederhana

“Misalnya, ada bank yang kurang beruntung, lalu dilikuidasi oleh LPS. Siapa yang paling berdampak, tentu nasabah-nasabah ritelnya,” jelasnya.

Dari kondisi tersebut, LPS akan membantu untuk mensosialisasikan kepada para nasabah apalagi terjadi suatu masalah, maka tak perlu khawatir akan kehilangan dana simpanan di bank.

“Dana simpanan nasabah akan aman dan terjamin oleh LPS,” tegasnya.

Ketiga, yakni berkomunikasi dengan jelas dan konsisten, tanpa kontradiksi atau pesan yang tidak konsisten antar otoritas lainnya. Artinya, antara otoritas seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan LPS, harus  memiliki pesan serupa yang disampaikan ke masyarakat.

Keempat, yakni mempersiapkan segala sesuatu secara matang dan terpadu sebelum berkomunikasi. Di mana, penyiapan respon yang kuat dan terpadu diperlukan untuk menghadapi serangan tersebut.

Baca juga: Kolaborasi dan Komunikasi jadi Langkah Bank DKI Dorong Transformasi

Terakhir. yakni persiapan matang dalam artian, saat diperlukan pengambilan keputusan dengan segara, materi dan pernyataan media dapat disiapkan lebih awal, misalnya template untuk press release, protokol manajemen krisis, FAQ.

“Pernyataan media yang telah dipersiapan disampaikan segera setelah kebijakan dilakukan untuk menjaga kepercayaan publik, dengan penekanan bahwa otoritas telah melakukan aksi untuk menjaga sektor keuangan secara jelas dan akurat untuk mencegah kebingungan,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

21 mins ago

BI Laporkan Uang Beredar Oktober 2024 Melambat jadi Rp9.078,6 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More

58 mins ago

IIF Raih Peringkat Gold Rank pada Ajang Penghargaan ASRRAT

Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More

1 hour ago

Hyundai New Tucson Mengaspal di RI, Intip Spesifikasi dan Harganya

Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More

1 hour ago

Direktur Keuangan Bank DKI Raih Most Popular CFO Awards 2024

Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More

2 hours ago

Wamenkop: Koperasi jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More

2 hours ago