Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa saat ini dolar Amerika Serikat (AS) langka, baik di Indonesia maupun beberapa negara maju di dunia.
“Jadi apa yang terjadi di Global sekarang ini memang dolar shortage,” ungkap Deputi Gubernur Senior, Destry Damayanti dalam konferensi pers RDG BI, Kamis, 17 November 2022.
Kondisi ini, menyebabkan bank sentral di dunia menaikan suku bunga acuannya. Termasuk AS salah satunya, dimana Federal Reserve (The Fed) terus mengalami peningkatan yaitu menjadi 3,75% – 4%.
“Fed Fund Rate (FFR) terus meningkat kemudian juga bond yield di AS untuk USD juga tinggi,” pungkasnya.
Sehingga, lanjut Destry, ini mendorong terjadinya arus balik USD dari beberapa negara emerging market termasuk Indonesia dan negara maju di Eropa, yang akhirnya masuk kembali ke AS.
Pada 16 November 2022, Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat 106,28 atau mengalami penguatan sebesar 11,09% ytd selama tahun 2022.
“Tercermin dengan indeks dollar (DXY) yang mata uang dolar terhadap ledger currency lainnya terus mengalami penguatan. Ini akhirnya memang menyebabkan adanya dollar shortage ataupun kelangkaan dolar di negara-negara emerging market termasuk beberapa negara maju,” jelas Destry. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More